Mohon tunggu...
marzani anwar
marzani anwar Mohon Tunggu... -

Peneliti Utama at Balai Litbang Agama Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nubuatan Eden Sebagai Pembohongan Publik (Bag.4)

4 September 2015   15:20 Diperbarui: 24 September 2015   12:20 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun apa yang terjadi, sampai tujuh tahun dari pernyataan nubuatan tersebut, tidak ada tanda-tanda ke arah adanya penghormatan para pemuka agama-agama terhadap Lia khususnya. Tidak juga ada tanda-tanda bahwa rumah di Jl. Mahoni 30, menjadi pusat kiblatnya agama-agama.

Para artis akan terserang penyakit kudisan, dan tidak akan tersembuhkan
Nubuah Lia Eden merambah pada kalangan artis ibukota, yang dalam pandangannya, mereka adalah orang-orang yang terjauhkan dari surga Eden. Karena pebuatannya yang banyak kemaksiatan, mereka akan mendapatkan balasan langsung dari Tuhan. ” Waspadalah”, katanya, ”akan datang penyakit kulit buduk ganas yang akan menghapus kecantikan seketika. Wanita-wanita yang suka membuka auratnya, dan dengan sengaja merangsang pria sehingga kemaksiatan itu merajalela, terancam buruk rupa karena penyakit kulit ganas itu. Penyakit-penyakit kista, tumor dan kanker payudara dan rahim adalah hukuman terhadap perempuan-perempuan yang bergaul bebas.

Terlepas pro-kontra terhadap kemaksiatan yang dialamatkan kepada para artis, apa yang dinubuatkan Lia mengenai keadaan buruk tersebut, ternyata tidak terbukti. Sampai dengan tahun 2010, sejak ramalan itu ditulis (2003), tidak terjadi apa-apa di kalangan para artis. Kalaupun ada satu dua artis yang jatuh sakit, tidak lebih dari fenomena sosial yang biasa. Manusia ada yang sakit ada yang sehat. Sedangkan hal yang dinubuahkan sewajarnya berlaku untuk semua, kalau benar sebagai bukti penghakiman-Nya.

Kebutaan akan melanda bangsa Indonesia.
Eden dengan mengatasnamakan ruhul kudus, menjadikan mukjizat Allah kepada Bangsa Indonesia, yang dikabarkan akan mendapat nasib buruk berupa kebutaan. Tepatnya pada tanggal 24 Januari 2002, yang disebut-sebut sebagai “nasib buruk” umat manusia. Kebutaan mata dalam arti yang sebenarnya, sebagai akibat tidak mau melihat kebenaran, yang dibawakan Eden. Menurutnya, apa yang dibawakan Eden adalah kebenaran dari Tuhan. Begini penegasannya: “ Hari ini tanggal 24 Januari 2002, kukabarkan kepada umat manusia bahwa jikalau kamu memperjuangkan perdamaian amanat Tuhan, kujadikan minyak tanah yang dipertemukan dengan minyak zaitun akan menjadi obat mata yang termanjur. Obat mata yang dapat membuat terang matamu dan akan menjadikan mata buta dapat melihat. Akulah pendamai yang membawa terang. Terang matamu, terang hatimu, terang pikiranmu. Aku-lah Tuhan yang cinta damai, maka Aku menghargai doa para pemuka agama-agama sedunia yang diprakarsai oleh Kepausan Vatikan di Assisi, Italia. Maka kaudapati minyak sebagai mukjizat terang itu sebagai jawaban-Ku”. Dikatakan selanjutnya: ”Jadikanlah mukjizat-Ku ini sebagai pertolongan-Ku bagi umat manusia pecinta damai. Katakanlah, jangan menyimpan mukjizat-Ku ini menjadi hampa. Telah Kuberikan berkah mukjizat minyak terang ini sebagai perimbangan atas murka-Ku. Seluruh umat di dunia dapat memperolehnya bilamana kamu menyalakan pelita demi perdamaian. Sungguh akan ada wabah berbagai penyakit di antaranya wabah penyakit radang mata yang berat. Olesi minyak mukjizat-Ku itu kepada matamu. Itulah obat yang termujarab.

Begitu yakinnya atas ramalan itu, kaum eden di Jl. Mahoni 30 itu telah benar membuat cairan yang dibuat dari minyak tanah dicampur dengan minyak zaetun. Dituang dalam 5 (lima) bejana masing-masing berukuran 40 x 30 cm. Cairan itu dipersiapkan untuk melayani banyak orang, yang konon akan datang berduyun-duyun ke eden untuk mengobati matanya. Eden mengantisipasi datangnya bencana dari Tuhan, sebagaimana dinubuwahkan tersebut.

Keadaan buta mata itu ternyata tidak hanya diartikan secara artivisial, tetapi juga dalam arti fisik. Orang-orang yang mengalami kebutaan itu hanya bisa disembuhkan manakala mau datang ke Eden, dan di sana akan diusap dengan cairan tersebut, dan atas kehendak Tuhan, maka mata buta akan kembali melihat seperti sediakala.

Kaum di samping menyiapkan cairan yang terbuat dari campuran minyak tanah dengan minyak zaetun itu, adalah juga siap memberikan jasa penyembuhan. Mereka percaya betul akan nubuah itu, dan merajalelanya penyakit-penyakit berat akan menimpa umat manusia.

Penyembuhan cara Eden, dengan memanfaatkan cairan tersebut, adalah bagian ketaatan atas perintah snag ruhul kudus. Ketersemuhan para pasien adalah akan menjadi bukti kebenaran kedatangan ruhul kudus. Demikian keyakinan mereka.
Namun sampai sekarang (tahun 2015) bencana kebutaan itu, tidak pernah terjadi. Cairan yang dianggap mujarab itu tidak terpakai sama sekali. Tidak ada pasien berduyun-duyun mendatangi Eden, untuk minta kesembuhannya.

Sungguhpun begitu, tidak ada anggota komunitas Eden, yang bereaksi, dengan meragukan kebenaran kedatangan ruhul kudus. Pembenaran atas ketidakbenaran nubuah itu, selalu saja ada, berupa penjelasan yang juga diatasnamakan malaikat Jibril.Entah yang namanya, ujian ketaatan, ujian kerasulan lah, menempa diri agar terbiasa dipermalukan, dsn sebagainya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun