Mohon tunggu...
marzani anwar
marzani anwar Mohon Tunggu... -

Peneliti Utama at Balai Litbang Agama Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nubuatan Eden Sebagai Pembohongan Publik (Bag.4)

4 September 2015   15:20 Diperbarui: 24 September 2015   12:20 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbunuhnyan sang Presiden.
Sebagai akibat dari ketidakpedulian pemimpin bangsa memenuhi ajakan Eden untuk percaya pada missi kerasulannya, muncul nubuatan yang menggambarkan buruknya nasib pemerintahan. Nubuatan itu menyebutkan waktu terjadinya, yakni antara tahun 2003-2004. ”Suatu hari nanti”, katanya, ”pejabat pemerintah yang tak suka disumpah di hadapan Tuhan dan Ruhul Kudus terpaksa harus menghadapi cobaan-cobaan yang meruntuhkan dia dari jabatannya. Sementara, yang telah rela mengikuti persyaratan Tuhan akan sejahtera dan bermaslahat, dicintai masyarakat, menjadi pendamai dan pembawa rahmat Tuhan, bertulah dan bertuah”.

Saat itu presiden R.I. masih dijabat oleh Megawati (tahun 2003), Lia eden melanjutkan ramalannya mengenai kondisi politik yang akan terjadi. Kerusuhan merajalela dan akan mengantarkannya pada pergantian kekuasaan, dan sang presiden yang sedang berkuasa disebut-sebut akan binasa. Megawati dinubuahkan akan menemui ajalnya. Dalam kesempatan yang lain dinyatakan bahwa, Pemilu yang diadakan pada tahun 2004 akan gagal. Dalam nubuwatan itu, Lia Eden sampai menegaskan kembali, ”kamu harus percaya bahwa Pemilu akan gagal’. Masih dalam tahun yang sama, yakni disebutkan pada bulan keempat tahun 2004, Lia Eden menggambarkan akan terjadi banjir darah di Jakarta. Sebagai dampak kegagalan Pemilu, sehingga terjadi kekacauan di mana-mana. Kerusuhan antar kelompok dan antar Parpol merajalela. Dan atas dasar ramalannya, itu maka orang-orang Eden akan menjadi tumpuan masyarakat, atau menjadi pelindung masyarakat.

Peristiwa-peristiwa politik yang sedemikian dasyat sebagaimana dinubuahkan tersebut, ternyata tidak menjadi kenyataan. Presiden Megawati tetap memimpin pemerintahan sampai berakhir masa tugasnya. Pemilu yang digelar, berjalan dengan aman, tidak terjadi gangguan yang berarti. Sepanjang tahun 2004, tidak terjadi huru-hara yang berarti, di masyarakat.

Janji-janji ”akan memperoleh keselamatan”, apabila bangsa ini mengikuti petunjuk eden”, diulang-ulang dalam berbagai kesempatan. Artinya, bahwa eden mengajak berspekulasi, dengan menempatkan dirinya sebagai ”juru selamat”. Sementara Eden sendiri dalam pengalamannya, selama lebih dari sepuluh tahun menyampaikan risalah-risalahnya, tidak pernah bisa membuktikan terjadinya apa yang diramalkan terhadap kelangsungan bangsa ini.

Jakarta Menjadi Pusat Spiritual Dunia
DKI Jakarta, tidak hanya dikenal sebagai Ibukota Negara R.I., tetapi akan menjadi tempat kunjungan semacam wisata rohani. Begitulah nubuwatan Lia Eden. Pernyataan itu antara lain menyebutkan sbb.:
Adapun kota besar Jakarta ini belum dikenali oleh para pencatat nubuah ini. Belum terlihat negeri Indonesia yang makmur sentosa yang mempunyai ibukota yang megah. Di sinilah nanti pusat spiritual dunia yang dipimpin oleh kami (Lia Eden-pen.), sebagaimana Bunda Suci sudah dinobatkan Tuhan sebagai Ratu Adil di Kerajaan-Nya. Penunjukan yang syah langsung dari Tuhan. Dan dinobatkan dengan nama Syah Ratu Syamsuriati Lia Eden.

Sejak ”hari penobatan” Lia sebagai ratu adil tersebut, di Jakarta tidak ada tanda-tanda akan menjadi pusat spiritual dunia. Apalagi pusat spiritual yang hendak dipimpin Lia Eden. Terhadap Lia justru telah terjadi penistaan oleh massa yang tidak suka. Tuntutan dari mereka yang tidak suka, dengan tuduhan penodaan agama, telah mengantarkannya ke pesakitan, menjadi narapidana. Fakta itu hanya untuk menunjukkan, betapa Lia eden, tidak mendapatkan sambutan positif, yang hendak mengusung jenjang ke kepemimpinan spiritual dunia.

PBB akan ”turun tangan” membela Eden.
Ada persambungannya dengan nubuwatan mengenai kota Jakarta yang akan menjadi pusat spiritual dunia. Ada sikap percaya diri pada komunitas Eden, juga ditunjukkan dengan pernyataannya bahwa, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) akan menyampaikan keprihatinannya, karena pemerintah RI menolak keberadaan ’Istana Kerajaan Tuhan” di Indonesia. Eden merasa bahwa keberadaan kerajaan Tuhan itu adalah ketetapan Tuhan, dan akan memperoleh perlindungan dari Tuhan.

Berkenaan dengan protes-protes penolakan fatwa-fatwanya, Eden mempersiapkan segala hal yang dimungkinkan terjadi atas eden, karena pernyataannya itu, menurut perkiraan Eden sendiri, tak mungkin tak menuai prahara besar. Sementara, Lia eden mengaku tak mungkin mengurungkan semua fatwa-fatwanya, seberapa pun besarnya protes dan penolakan atasnya. Dan Eden memastikan bahwa fatwa-fatwanya akan memperbaiki keadaan dunia: ”institusi keagamaan dunia dan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) akan menyesalkan Pemerintah Indonesia, yang canggung dan sejak lama mendiamkan saja Maklumat Fatwa-Ku itu. Padahal fatwa tersebut sudah Kusampaikan pada persidangan Lia Eden di depan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada 23 Juni 2006, yang diketuai oleh Hakim Lief Sofijullah.

Begitu besarnya keyakinan akan kebesarannya, sehingga PBB pun dinubuwahkan untuk turun tangan membela Eden. Pernyataan itu, dibuat pada bulan november 2008. Dan sampai tahun 2010 akhir, tidak ada tanda-tanda PBB menyampaikan rasa penyesalan atas ketidakpedulian pemerintah RI untuk menerima fatwa-fatwa Eden. Tidak juga memberikan perhatian pada komunitas Eden di Indonesia.

Rumah tinggal Jl. Mahoni 30 menjadi Kiblat semua agama
Dalam deklarasi eden di media sosial, dijelaskan bahwa pusat peribadatan Eden, yang awalnya adalah rumah pribadi Lia Aminuddin, beralamat di Jl. Mahoni 30 Jakarta Pusat, adalah merupakan Kerajaan Tuhan. Lia sebagai Ratu di kerajaan ini, menubuatkan sbb.:” Takkan pernah urung kita mendirikan Kerajaan Surga di Negeri Indonesia ini. Kerajaan Surga tak berbekal tanah dan kerajaan. Hanya di sebuah tempat tinggal yang dipilih Tuhan. Menjadilah kewajibanku menegakkan Kerajaan Surga di Indonesia. Seperti Vatikan di negara Italia. Hanya saja surga Eden itu terfungsikan sebagai kiblat semua agama-agama dan menjadi pusat penyucian ruh. Letaknya sudah pasti di sini, di jalan Mahoni 30 Jakarta. Kami memulai segalanya dari sini.

Demikianlah Lia Eden atas nama Jibril ruhul kudus, memberitahu kepada dunia, bahwa rumah tinggalnya, yang ditetapkan sebagai Kerajaan Tuhan, pada waktunya akan menjadi kiblat semua agama-agama. Para pemuka agama, di seluruh dunia akan menghormati Lia, sebagai tokoh spiritual yang patut dihormati. Umat para penganut agama-agama juga akan hormat padanya, sebagai ”Ratu Kerajaan Tuhan”. Pesan-pesannya akan dijadikan pedoman untuk tindakan mendamaikan semua agama. Demikian nubuah eden

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun