Mohon tunggu...
Maryati
Maryati Mohon Tunggu... Lainnya - Selalu optimis dan menebar kebaikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ibu dari 4 orang anak, sebagai sinden dan pemandu "Upacara Adat Sunda" di Kepri. Pernah menjadi guru les/privat di rumah sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seni Tradisi Melekat di Hati

26 November 2020   22:31 Diperbarui: 30 November 2020   23:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inilah macam-macam alat seni tradisional dan cara memainkannya, yang berasal dari Jawa Barat yaitu:
1. Kerinding (di sentil oleh telunjuk sambil ditempel di bibir)
2. Angklung (di goyangkan)
3. Calung  (di pukul)
4. Arumba (di goyangkan)
5. Kacapi (di petik)
6. Trompet (di tiup)
7. Tarawangsa (di gesek)
8. Jentreng (di petik)
9. Genggong Subang (di tiup)
10. Suling Bambu (di tiup)
11. Celempung (di pukul secara bergantian)
12. Jengglong (di pukul)
13. Saron (di pukul)
14. Gong (di pukul).

Adapun dari ke-14 itu, hanya empat saja yang kami gunakan dalam setiap penampilan dan latihan. Latihan di grup yang aku ikuti setiap seminggu sekali itu hanya memakai saron,  kendang, jentreng, dan gong saja.

Semua jenis alat musik itu tidak ada gunanya  kalau tanpa personil yang memainkannya. Di grup lingkung seniku, personil yang memainkan alat musik tersebut adalah semua Bapak-bapak. Nah, siapa saja personil yang terlibat di grup lingkung seniku itu?.

Penyanyi/sinden dua orang
Pemukul gendang satu orang
Pemukul gong satu orang
Pemetik jentreng satu orang
Pemukul saron tiga orang
Peniup suling satu orang
Penari empat orang
Pemeran abah dan ambu dua orang
Pembawa payung satu orang
Pembawa umbul-umbul empat orang
Mereka semuanya memiliki peran masing-masing. Beberapa perannya yaitu:
Sinden
Sinden berperan sebagai penyanyi. Saat bernyanyi biasanya mengikuti arahan dari pemukul saron kapan nyanyi di mulai. Bisa juga mengikuti arahan  kode si pemukul gendang ataupun gong.
Pemukul kendang
Pemukul kendang kalau di grup yang aku ikuti, biasanya dia mengikuti arahan mulai dari  tukang jentreng dan saron.
Pembawa umbul-umbul
Sebelum upacara adat di mulai, susunan acara akan dibacakan oleh MC. Yang pertama masuk ke dalam susunan upacara adat, dimulai oleh pembawa umbul-umbul yang berjumlah empat orang.
Pembawa payung
Pembawa payung cukup hanya satu orang saja. Dia akan memainkan payungnya diputar-putar sambil berjalan menuju pasangan pengantin untuk di payungi. Di saat terakhir upacara adat juga, payung digunakan untuk menutupi pasangan pengantin dari saweran. Isi saweran yang ditaburkan berupa beras yang dicampur air, permen, bunga dan uang koin.
Pemeran Abah dan Ambu
Dua sejoli inilah yang bisa membuat tertawa terbahak-bahak dengan tingkahnya yang lucu untuk menghibur para pengunjung yang ada di pesta hajatan.
Penari cantik
Selain  Lengser alias Abah dan Ambu, ada juga para penari cantik yang memberikan penghormatan/hiburan untuk kedua mempelai. Biasanya tarian yang disajikan yaitu "Tari Merak". Di mana tarian ini sudah melegenda dari dulu, sebagai nama tarian daerah yang berasal dari Jawa Barat selain "Tari Jaipong".

Aku berperan sebagai sinden, pemandu upacara adat sunda dan kadang sekaligus jadi pembawa acara/MC. Jadi MC dulu sebelum menyanyi. Hal ini dibutuhkan harus serba profesional. Karena pada setiap kesempatan manggung itu, seluruh anggota itu  ada. Pasti ada salah satu yang berhalangan hadir, jadi satu orang bisa berperan ganda.

Saat bernyanyi, aku hanya duduk cantik saja tidak sambil goyang ataupun berjoged. Lagu yang kunyanyikan biasanya  berdasarkan keinginan sendiri atau berdasarkan permintaan penonton. Aku bisa nyanyi di nada tinggi, bisa nyanyi dengan versi lagu sunda, kecapian, dan juga versi dangdut. Lagu andalanku adalah lagu "Bambung Hideung". Lagu ini banyak mendatangkan banyak sawerannya.

Rasa senang yang begitu dalam, jika aku bernyanyi dengan baik walau suaraku tidak begitu bagus.
Sekali waktu timbul dalam benakku rasa cinta yang begitu dalam akan seni tradisional. "Kenapa tidak dari dulu mencintai dan melestarikannya?"
Atau mungkin dulu belum ada kesempatan untuk menjadi seorang pencinta seni. Satu alasanku untuk tetap mempertahankan "mengapa seni daerah harus dilestarikan?"
Agar kesenian tradisional tidak punah/hilang dari kebudayaan bangsa Indonesia. Ada beberapa cara melestarikan seni tradisional agar kesenian dan budaya tradisional tidak punah/hilang di negeri tercinta ini.
Inilah caranya sebagai berikut :
1. Mendirikan sanggar tari kesenian tradisional.
2. Ikut latihan di sanggar tari atau grup kesenian.
3. Membuat organisasi untuk pencinta seni tradisional.
4. Menonton/menyaksikan pagelaran kesenian tradisional.
5. Mengenalkan kesenian kepada anak-anak, dan belajar mengembangkan kesenian tradisional.
6. Mengenalkan kesenian tradisional pada wisatawan asing, dan mempertahankan nilai kebudayaan.
7. Mempromosikan seni budaya tradisional lewat media masa dan dunia maya. Misalnya Koran, Majalah, TV, FB, WA, maupun Instagram.

Anggota grup kami mayoritas suku Sunda, hanya ada satu orang yang suku Jawa. Kami semuanya berada di perantauan dengan memiliki tujuan yang sama yaitu melestarikan seni budaya.

Oleh karena itu di mana pun kita berada, seni tradisional harus tetap di jaga. sekalipun berada di tanah melayu kota Batam.

Sebagai warga Negara Indonesia yang bermartabat dan menghargai jerih payah nenek moyangnya, pasti akan lebih mencintai seni tradisi sendiri dibandingkan mencintai seni budaya bangsa lain.

Untuk itu harapan saya,  semoga banyak pihak -pihak yang terkait untuk bisa membantu mengembangkan, melestarikan dan memajukan seni budaya tradisional. Khususnya di kota Batam dan umumnya di seluruh Indonesia, mari kita junjung tinggi nilai seni tradisi bangsa kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun