Mohon tunggu...
Maryam
Maryam Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Menuangkan pikiran lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Penusukan Syekh Ali Jaber: Jangan Bilang Orang Gila!

14 September 2020   09:22 Diperbarui: 14 September 2020   10:28 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: pikiranrakyat.com

Pagi ini kita dikejutkan dengan berita penusukan ulama Syekh Ali Jaber saat mengisi pengajian di Masjid Afaludin Tamin Sukajawa, Bandar Lampung, Minggu (13/9/2020).

Seperti yang sudah di sebutkan dalam kronologi yang ditulis di berbagai media, ketika sedang melakukan interaksi dengan oara jamaah, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tidak dikenal dan melakukan penyerangan.  Beruntung ulama kelahiran Madinah Februari 1976 sempat mengelak  dan "hanya" terkena tusukan di bagian atas tangan kanan saja.

Pelaku sendiri langsung di amuk jamaah sebelum akhirya berhasil di amankan pihak berwajib dan dibawa ke mapolres lampung tengah.
Meski hampir saja kehilangan nyawa, Syekh Ali Jaber masih sempat mengamankan pelaku agar tidaj dikeroyok. Pelaku disinyakir alami gangguan jiwa.

Sampai disini, itu adalah narasi yang banyak dilemparkan oleh berbagai media mainstream di Indonesia.

Seperti kejadian yang sudah-sudah, penyerangan pada tokoh ulama atau simbol-simbol agama (terutama agama islam) selalu di blow up dan berakhir pada tudingan gangguan jiwa bagi para pelaku.

Haruskah kita percaya? Professor Din Syamsudin mengungkapkan dalam sebuah wawancara, kalau dikaitkannya pelaku penyerangan ulama dengan gangguan jiwa adalah sebuah lagu lama. Kali ini polisi harus mengusut tuntas siapa dan apa motif pelaku sebenarnya. Perkataan Din Syamsudin ini sejurus dengan cuitan netizen di media sosial yang menyindir dan mempertanyakan apakah pelaku benar seorang dengan gangguan kejiwaan.

"Kalau ulama yang diserang, bilangnya orang gila. Giliran tokoh politik yang di serang, dibilang teroris". Cuit salah satu netizen.

Lebih dari itu, sebenarnya publik pun sudah sadar kalau hal-hal semacam ini setidaknya tidak jauh dari 3 sorotan:

1. Pengalihan issue
Para pegiat dan penikmat teori konspirasi jelas mencium aroma pengalihan issue dari berita penusukan Syekh Ali Jaber kemarin. Ketika suatu berita besar nan kontroversial menyeruak di tengah masyarakat, kalangan ini justru sedang mencari benang merah yang tersembunyi dibaliknya, mana tau benang itu tersambung ke suatu kasus lebih besar lagi yang harus ditutupi.

2. Oleh karena kejadian yang bukan hanya satu-dua kali, masyarakat jenuh dengan "penutupan kasus" a la penegak hukum yang hanya berujung pada vonis gangguan jiwa dalam diri pelaku. 

Selain sudah merupakan pola yang basi, pengaitan gangguan kejiwaan dengan tindak kekerasan / kriminal semacam ini adalah sebuah hal yang seharusnya sangat "menyinggung" orang-orang yang berkecimpung di bidang psikiatri. Berbagai seminar dan kampanye mereka yang mensuarakan bahwa gangguan mental bukanlah suatu hal yang memalukan dan menghawatirkan justru di enyahkan mentah-mentah oleh tudingan gangguan jiwa semacam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun