Apa kabar? Kuharap kau senantiasa dalam keadaan baik. Dalam kesempatan ini aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu karna kau telah mengajarkan banyak tentang kehidupan, tentang meriahnya hati merayakan kebahagiaan, dan kalutnya perasaan serta batin menghadapi perpisahan.
Kau tahu? Senang rasanya menghabiskan waktu bersamamu, melewati hari dengan senyummu, juga ringkih tawamu adalah hal termerdu yang selalu aku rindukan. Apa kau tahu? Semangat hidupku adalah dirimu.
Ya, aku berkata seperti itu bukan sebuah bualan atau omongan kosong. Itu memang benar adanya. aku merasa "hidup" ketika bersamamu. Entahlah aku tak bisa merangkainya dengan kata-kata, bahkan ketika aku tau bahwa cintaku bertepuk sebelah tangan, aku masih meyakini kau adalah semangat hidupku.Â
Namun, rasanya dibuang dan sudah tidak diinginkan bukanlah perkara yang mudah, kasih. Rasa kecewa tidak dapat aku elakkan, menghantuiku di setiap kesempatan. Bahkan sampai detik aku melamar seorang gadis berkacamata rasa itu masih ada dalam sukma, aku tak bisa berbohong.Â
Namun, semua telah berlalu ku temukan cinta kembali, sekarang aku bersama dengan seseorang yang dapat menghargaiku. Sengaja aku selipkan surat ini diantara surat undangan pernikahanku.Â
Sekali lagi,  aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, karena bagaimanapun kau pernah mencintaiku dengan hebatnya, sampai aku meyakini kau lah cinta sejatiku, tapi, ah sudahlah. Sekarang aku menemukan semangat hidupku di dalam diri gadis ini, seseorang yang tak kalah hebatnya denganmu, tak kalah merdu suara tawanya denganmu. Tapi yang pasti aku memilih dirinya dari pada dirimu. Terima kasih  Â
