Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

15 April 2021   04:47 Diperbarui: 15 April 2021   04:49 5827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Hari kelahiran Ki Hajar Dewantara kita peringati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Soewardi Suryaningrat tanggal 2 Mei tahun 1889. Ia dibesarkan di dalam kerajaan Pakualam Yogyakarta.

Beliau diberikan gelar bapak pendidikan karena beberapa hal diantaranya
1. Beliau orang pertama kali yang mendirikan sekolah taman siswa. Dan dalam sekolah tersebut beliau menggunakan filosofi Ing Ngarso Sungtulodo yang berarti di depan memberi tauladan, Ing Madyo Mangun Karso maknanya di tengah membangun semangat dan Tut Wuri Handayani di belakang memberi dorongan.

2. Beliau merupakan orang pertama yang merumuskan kerangka dasar pedagogik dan tata kelola sekolah yang bernapas dan bersemangat nasional yang saat itu di sebut Nusantara.

Kerangka dasar dari pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah konstuksitifitas experensial yang merupakan dasar dari kata konstruksi rancang-bangun dan eksperient yang berarti pengalaman. Bagi Ki Hajar Dewantara mengalami langsung sesuatu hal adalah aktifitas belajar paling hakiki karena pengalaman langsung tersebut menjadi sebuah rancang-bangun untuk menyerap pengetahuan atau pemahaman siswa terhadap suatu hal.

Jika pengalaman menjadi pintu gerbang siswa dalam menyerap pengetahuan, maka jalan menuju pintu tersebut adalah perasaan. Murid yang belajar dengan perasaan senang, bahagia, merdeka ibarat melalui jalan mulus menuju pintu gerbang. Ia akan tiba di pintu gerbang dengan prima dan siap menyerap pengetahuan baru.

Tata kelola sekolah dimaksudkan adalah disamping membangun kemerdekaan dan kemandirian siswa menjadi manusia seutuhnya, diharapkan juga memperhatikan kemandirian tata kelola sekolah yang mencakup perekrutan guru, ruang sekolah, anggaran pendidikan karena hal ini juga akan berdampak kepada perkembangan murid-murid.

Menurut Ki hajar pendidikan adalah tempat bersemanyamnnya benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan kata lain beliau membuat satu koneksi yang tidak terpisahkan antara pendidikan dan kebudayaan. dimana pendidikan dan kebudayaan adalah satu kesatuan yang utuh. Untuk mencapai kebudayaan yang kita impikan, peradaban bangsa yang kita cita-citakan maka diperlukan pendidikan sebagai pondasinya.

Jadi pendidikan yang kita lakukan adalah untuk menjemput dan membentuk peradaban.
Disamping untuk membentuk peradaban, pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah selalu mengalami perubahan. Seperti tata Surya selalu bergerak tidak pernah berhenti tidak boleh statis atau diam. Perubahan adalah hal yang kekal.

Dalam kebudayaan tidak ada yang sama, jika terjadi pertukaran kebudayaan bukan berarti merubah intisari dari kebudayaan itu tapi untuk menguatkan identitas dari masing-masing kebudayaan. Esensi dari kebudayaan itu adalah kemanusiaan.
Begitu pun dengan pendidikan selalu berbeda, diibaratkan dua orang tidak pernah ada yang sama semua memiliki perbedaan walaupun berasal dari satu sel atau anak kembar.

Relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara terhadap Transportasi pendidikan yang sedang kita lakukan ada 2 yaitu
A. Perubahan
Inti dari filsafat Ki Hajar adalah perubahan. Kerangka perubahan
1. Kodrat keadaan (kodrat alam dan kodrat zaman)
Kondisi alam, membentuk kebudayaan suatu masyarakat sehingga hal ini akan membentuk peradaban pada suatu tempat.
Misalnya penduduk yang tinggal di daerah pegunungan, kekeringan akan memiliki semangat lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di daerah yang subur pertanian
Kodrat zaman, Setiap perubahan selalu disesuaikan dengan zamannya.
2. Prinsip melakukan perubahan yang memiliki asas Trikon yaitu :
Kontinuitas : kita harus melakukan dialog kritis tentang sejarah. Dalam bergerak maju ke depan, kita tidak boleh lupa akan akar nilai budaya yang hakiki dari masyarakat dan harus menjaga kebudayaan yang ada.

Konvergensi: perubahan lewat pendidikan yang kita lakukan harus bisa memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun