Mohon tunggu...
Siti Marwanah
Siti Marwanah Mohon Tunggu... Guru - "Abadikan hidup melalui untaian kata dalam goresan pena"

"Tulislah apa yang anda kerjakan dan kerjakan apa yang tertulis"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa (Part 6)

20 Oktober 2020   13:32 Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:37 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sang Surya baru menampakkan diri dari ufuk timur saat gadis berpostur mungil dengan kulit sawo matang tampak terburu-buru mempersiapkan diri untuk berangkat ke kampus. Maklum hari ini jadwal kuis salah satu mata kuliah yang diambilnya di semester ini.

Pintu ruang perpustakaan baru saja di buka saat sepedanya memasuki halaman perpustakaan. Suasana masih sepi. Hanya Tampak satu dua kendaraan terparkir di depan ruangan yang biasanya penuh dengan mahasiswa saat waktu istirahat.

Dia sengaja berangkat lebih pagi, agar bisa mempersiapkan diri lebih maksimal sebelum ujian dimulai. Baginya inilah kesempatan yang bisa digunakan untuk membaca buku dan materi yang belum sempat dibacanya semalam.

"Assalamulaikum pak Sabri," tegur Aisyah saat bertemu dengan petugas yang tidak asing lagi baginya.
"Waalaikum salam," jawab lelaki berusia sekitar 50 Tahuan. "Pagi sekali neng Aisyah sudah datang," lanjutnya.
"Ya, pak. Agar bisa belajar sebelum ujian dimulai," jawab gadis berjilbab biru langit sambil tersenyum.

Sekitar pukul sembilan kegiatan kuis pun dimulai. Aisyah duduk di bangku paling depan. Baginya duduk di barisan yang dihindari banyak mahasiswa, membawa kenyamanan tersendiri, karena dia lebih fokus dan konsentrasi mengerjakan soal demi soal yang diberikan sang dosen.
10 soal kuis dijawabnya tanpa kesulitan yang berarti. Dia pun melenggang dengan santai ke luar kelas.

Langkahnya terhenti menuruni anak tangga saat seseorang memanggil namanya. Lelaki berkulit putih, berwajah kearab-araban itu berlari-lari kecil. Dadanya turun naik, suara napasnya terdengar berat. Umam lelaki yang diam-diam mencintai gadis itu, berhenti persis di depan Aisyah.
"Bagaimana kuisnya?" Tanya Umam.
"Alhamdulillah lancar, semoga hasilnya sesuai harapan." Jawab Aisyah.
"Aamiin." Suara lelaki yang berada di depan Aisyah.

Mereka pun menuruni anak tangga bersama-sama sambil terdengar lelaki tampan di samping Aisyah menanyakan kabar dan perkembangan para siswa yang dibimbingnya di les private. Dengan antuias gadis manis itu menceritakan anak asuhnya satu persatu, termasuk tentang Parhan, anak yang paling berbeda diantara siswa yang dibimbingnya.

Keadaan Parhan menjadi daya tarik tersendiri bagi Umam. Tanpa terasa mereka mendiskusikan kondisi Parhan sampai siang menjelang sembari duduk di bawah pohon Pinus.

"Hari ini Parhan mau diajak kemana lagi?" Tanya Umam.
"Insyaallah ke Panti Asuhan." Jawab Aisyah.
"Nanti kalian kesana pakai apa? Bukankah letak Panti Asuhan lumayan jauh kalau pakai sepeda? Tanyanya lagi.
"Mmmm...nanti saya lihat?" ucapnya dengan raut kebingungan.
Lelaki yang melihat kebingungan di wajah Aisyah langsung menawarkan diri untuk mengantar sekalian ikut ke Panti Asuhan melihat kondisi anak-anak disana.

Gadis yang duduk di sampingnya terdiam beberapa saat. Malu rasanya mengiyakan tawaran Umam. Dia tidak ingin merepotkan lelaki tampan di dekatnya. Setelah didesak, akhirnya dengan tersipu dia menerima tawaran pria keturunan Arab itu.
"Sekarang kita pulang dulu, insyaallah bakda ashar saya jemput kamu. Lalu kita bersama-sama menuju rumah Parhan," ucap Umam.
Aisyah menganggukkan kepala tanpa ada kata terlontarkan. Namun anggukannya sudah menandakan dia setuju. Kedua insan itu pun pulang ke rumah masing-masing membawa perasaan yang sulit di tebak.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun