Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dari Papua Tampak Pertarungan Amerika dan China

3 September 2019   15:46 Diperbarui: 3 September 2019   22:54 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai negara adidaya, Amerika masih punya pengaruh kuat di Indonesia. Seperti yang terlihat dalam kasus Papua setelah Kepala Staff Kepresidenan (KSP) Jendral Moeldoko mengatakan mendapat dukung Amerika baik secara diplomatik maupun keamanan di Papua. Bahkan dengan tegas mengatakan bahwa NKRI harga mati.

"Yang sama-sama kami inginkan adalah kami juga ingin support (dukungan) Amerika atas kondisi yang terjadi di Papua. Dan beliau (Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik David R. Stilwell) sangat support tentang kedaulatan, (Dukungan) dari segala sisi lah, dari sisi diplomatik, menjaga situasi bersama, karena kita sama-sama Amerika juga memiliki kegiatan di sana (Papua)," kata Moeldoko saat menerima David R. Stilwell di kantor KSP seperti yang dikutip di cnnindonesia.com, senin (2/9).

Sebenarnya kalau dilihat secara seksama, ini tidak lepas dari kuatnya pengaruh hegemoni dan diplomasi Amerika dalam politik global. Kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh mantan panglima TNI itu merupakan isyarat kuat bahwa Indonesia akan tetap setia pada Amerika. 

Makna lainnya lagi adalah kepentingan Amerika di Indonesia terutama di tanah Papua akan baik-baik saja. Indonesia akan menjaminnya.

(Baca juga tulisan saya Dokumen Intelijen Amerika, Papua dan Timor Timur)

Sejarah telah bercerita bahwa masuknya Papua kewilayah NKRi atas hasil Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) 1969 tidak lepas dari restu Amerika. Amerika memiliki kepentingan di Indonesia yakni agar Indonesia tidak jatuh ke blok timur (komunis) yang merupakan musuh sengit Amerika (blok barat) saat itu. Selain itu, keberadaan bisnis Freeport bagian dari konsesi kedekatan Indonesia dan Amerika saat itu.

Dengan pertemuan tersebut (baca: Moeldoko dan David R. Stilwell) juga adalah sebuah kemenangan diplomasi Indonesia atas pihak yang ingin melepaskan Papua dari Indonesia. Bahwa Amerika telah  mendukung intergrasi Papua di Indonesia. 

Sebagaimana diketahui, sekeras apapun perjuangan untuk memisahkan Papua dari NKRI tidak akan bisa jika tidak melalui mekanisme hukum internasioanal (PBB). 

Untuk sampai pada itu, perlu ada penggalangan kekuatan internasional yang kuat untuk menyuarakan itu di forum PBB. Sedangkan Amerika yang punya pengaruh kuat di Papua telah menyatakan akan siap pasang badan untuk mempertahankan Papua sebagai bagian dari Indonesia.

Hal ini jelas bahwa Indonesia telah melakukan deal-deal dengan Amerika setelah gejolak di Papua terjadi. Dari sini terang benderang pengaruh Amerika masih sangat kuat bahkan Indonesia pun harus tunduk. Tentunya, dalam kesepakatan-kesepakatan tersebut, ada konsensi bagi Amerika dari Indonesia. Apakah itu? ini masih misteri, tapi garis besarnya adalah kepentingan Amerika harus tetap aman. No Free Lunch. Tidak ada makan siang yang gratis. Sejauh ini yang sementara masih sangat tampak adalah PT Freeport. Yang lain, entahlah.

Jika tidak ada konsesi, Amerika akan sangat mudah mengguncang Indonesia melalui Papua. Harus diakui Amerika pemain yang sangat kuat dalam panggung politik global. Kekuatan hegemoninya sangat kuat dan Indonesia masih jauh tertinggal dibelakang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun