Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dokumen Rahasia Intelijen Amerika, Papua, dan Timor Timur

31 Agustus 2019   13:31 Diperbarui: 31 Agustus 2019   13:50 3623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, Papua tidak akan semudah itu membangun dirinya sendiri baik secara ekonomi, militer, politik dan lainnya. Dengan asumsi Papua lepas dari Indonesia, Papua akan sangat membutuhkan negara lain dalam pembangunan. Jika itu yang terjadi maka secara geopolitik, Indonesia dalam  kepungan. Belum lagi dengan penempatan militer Amerika di Darwin Australia.

Pertanyaan selanjutnya, apakah Papua dalam skenario seperti Timor Timur? Siapa aktor? Apakah Australia kembali menjadi Aktor?

Aliansi Aktor Internasional di Papua

Tidak bisa dimungkiri, faktor internasional sedang memainkan perannya di tanah Papua. Saya juga tidak menafikan kompleksitas faktor internal atau masalah domestik Indonesia sehingga Papua bergejolak terutama masalah integrasi sosial selama ini. Dengan kata lain, tulisan ini akan mengesampingkan dahulu faktor domestik tersebut (butuh tulisan lain untuk menguraikan ini).

Saya tidak ingin menuduh komunitas internasional mana yang sedang bermain di tanah Papua. Tapi melihat data rahasia intelijen Amerika tentang Timur Timor yang diungkapkan ke publik di atas, terindikasi kuat bahwa Amerika, Australia dan sekutunya sedang memainkan kartu-kartunya.

Saya melihat ada faktor kebangkitan China dalam dekade terakhir yang memicu gejolak di Papua. China hadir sebagai kekuatan penyeimbang baru melawan hegemoni Amerika terutama di kawasan Asia Pasifik, Indonesia masuk didalamnya. Bagaimanapun hubungan Jakarta-Beijing cukup kuat di era pemerintahan Jokowi. 

Apalagi China dengan pengaruh ekonomi dan politiknya melalui program BRI (Belt Road Initiative) mampu memperkuat hegemoninya bahkan menggangu negara-negara aliansi tradisional Amerika selama ini untuk merapat ke China. Tentunya, sebagai kekuatan global, Amerika tidak ingin hegemoninya terganggu apalagi terlampaui oleh kehadiran China.

Bisa jadi dirilisnya dokumen intelijen tersebut alat peringatan untuk Indonesia agar tetap "setia" pada Amerika atau jangan terlalu merapat pada Beijing. Papua akan dijadikan "kartu truf" untuk menggoncang Indonesia terutama dalam panggung diplomasi internasional. 

Kekuatan dan jaringan diplomasi Amerika yang telah terbangun lama memiliki pengaruh yang kuat di banding Indonesia. Jika Amerika mau, akan sangat berpeluang Papua akan diarahkan pada referendum Jilid 2 untuk menentukan nasib sendiri, sebagaimana yang pernah disetujui dulu yakni referendum (Pepera) 1969 dimana posisi Amerika mendukung Papua sebagai bagian dari Indonesia karena tujuan pragmatis.

Belajar dari lepasnya Timor Timur dari Indonesia -- seperti dijelaskan dalam dokumen rahasia intelijen -- tidak bisa lepas dari pengaruh Amerika yang memaksa Indonesia untuk berhenti membantu milisi pro Indonesia. 

Saat itu Panglima TNI Jendral Wiranto pernah melakukan pertemuan dengan Panglima Armada Pasifik AS terkait nasib Timor Timur. Secara eksplisit bahwa Amerika punya pengaruh yang kuat terhadap Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun