Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dokumen Rahasia Intelijen Amerika, Papua, dan Timor Timur

31 Agustus 2019   13:31 Diperbarui: 31 Agustus 2019   13:50 3623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posisi Amerika sekarang terindikasi berlawanan dengan Indonesia dalam kasus Papua. Padahal jika  menilik sejarah, Amerika di bawah presiden John F Kennedy mendukung  penentuan pendapat rakyat (Pepera) tahun 1969 melalui mekanisme PBB dalam kerangka New York Agreement kemudian menghasilkan bahwa Papua berada di pangkuan ibu pertiwi Indonesia.

Secara politis tentunya Amerika punya tujuan. Saat itu situasi politik global sedang dalam era perang dingin atau persaingan blok barat yang dipimpin oleh Amerika dan blok Timur dalam kepemimpinan Uni Soviet. Kedua blok ini sedang bersaing mempengaruhi negara non blok termasuk Indonesia untuk bergabung. 

Karenanya secara politis, dukungan Amerika terhadap hasil Pepera (Menurut pengakuan-pengakuan, Pepera tersebut cacat karena terdapat pelanggaran-pelanggaran, tapi tulisan ini tidak akan membahas itu meskipun pelanggaran-pelanggaran itu harus divalidasi lagi) agar Indonesia tidak jatuh pada pengaruh blok timur yang komunis. 

Selain itu, tentunya penguasaan sumber daya alam Indonesia, salah satunya masuknya perusahaan Amerika Freeport yang mencaplok tanah Papua.

Dalam sepak terjangnnya, Amerika bukanlah kawan yang setia dalam perjuangan hingga akhir. Hal itu tergantung bagaimana kepentingannya terlindungi. Jika sebuah rezim dapat mengamankan kepentingan-kepentingannya maka Amerika akan tetap berada dibelakang rezim tersebut. 

Sebaliknya akan terjadi jika sebuah rezim berposisi menentang kepentngan Amerika. Kasus Timor-TImur contohnya. Kerja sama militer Amerika dan Indonesia cukup kuat, namun secara kalkulasi geopolitik lepasnya Timur Timor dari Indonesia akan cukup menguntungkan Amerika dan sekutunya terutama Australia. Sehingga wajar, saat itu Amerika memutuskan untuk mendukung Timur-Timor sebagai negara merdeka atau mencampakan Indonesia.

Australia Aktor Terpisahnya Timor Timur

Pengungkapan kedua adalah pernyataan PM Australia Howard bahwa kemerdekaan Timur Timor adalah bagian dari prestasi yang paling membanggakan saat Ia memimpin Australia. Howard mengakui itu setelah beberapa tahun Timur-Timor berpisah dari Indonesia. 

Padahal dalam dokomen-dokumen itu terungkap bahwa menjelang referendum, Australia bergelagat ingin Timur Timor tetap dalam wilayah NKRI. Namun fakta yang terjadi ternyata jauh panggang dari api.

Dalam perspektif pertarungan geopolitik, Papua sangat strategis bagi Indonesia dan lepasnya wilayah ini dari Indonesia akan sangat merugikan Indonesia. Dari kekayaan alam hingga posisi geografis akan sangat menguntungkan bagi negara lain jika Papua lepas sebagai negara mandiri. 

Jika itu yang terjadi, konstalasi geopolitik kawasan Asia Pasifik termasuk Asia Tenggara didalamnya akan berubah drastis. Papua akan segera didekati dan mendekati kepentingan-kepentingan internasional terutama 'rival' Indonesia di kawasan yakni Australia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun