Mohon tunggu...
Marwan
Marwan Mohon Tunggu... Penulis - Analis sosial dan politik

Pembelajar abadi yang pernah belajar di FISIP.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perang Baru Prabowo, Masuk Ke Benteng Lawan dan Memporak-Porandakannya

9 Agustus 2019   20:59 Diperbarui: 9 Agustus 2019   21:25 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan gaya khasnya, Prabowo pun menyambutnya dengan berdiri sembari hormat ala militer. "Tiki-taka" yang pas. Jika mengamati lebih lanjut lagi, banyak diksi-diksi yang menjelaskan betapa Prabowo sangat diterimah oleh Megawati dan PDI P.

Pemilihan tema kongres pun cukup tendensius. "Solid Bergerak Untuk Indonesia Raya". Frase "Indonesia Raya" ini agak sulit untuk dilepaskan dari Gerakan "Indonesia Raya" (Gerindra). Sekali lagi dalam politik tidak ada yang kebetulan. Adapun ada, itu sangat kecil. Apalagi kongres telah dirancang sejak jauh hari, tidak dikerjakan dalam sehari. Penentuan tema juga selalu disesuaikan dengan konteks dan pesan-pesan tertentu. Atau tema selalu punya filsofis atau makna yang tersirat.

Yang menarik adalah dalam pidato-pidato sambutan Megawati dan Jokowi yang dibawa dengan candaan dan lelucon. Berkali-kali tawaan terdengar, namun banyak gesture dan ekspresi Ketua Nasdem Surya Paloh, seperti yang terlihat di kamera, tidak begitu merespon dengan antusias bahkan terkesan datar. Ini indikasi semakin jelas bahwa gesekan dalam koalisi itu ada. Dan menerima Prabowo dalam koalisi adalah hal yang tidak diinginkan olehnya, kemungkinan besar juga Partai-partai anggota koalisi lain.

Terlebih lagi, ketika Megawati dan Jokowi menyampaikan  dengan tegas bahwa mentri PDI P harus lebih banyak. Kenapa ada penegasan seperti ini? Tentu karena ada keinginan dari partai koalisi lain untuk mengurangi jatah yang akan berdampak pada peran PDI P dalam mengawal pemerintahan Jokowi-Ma'ruf nanti.

Karena tidak bisa dimungkiri, pos kementrian atau posisi penting lainnya bagi Partai Politik bukanlah untuk kepentingan jangka pendek. Melainkan, pertarungan untuk mengambil peran dalam pemerintahan yang ujung-ujungnya akan diproyeksikan untuk pertarungan Pemilihan Umum 2024 dan dalam jangka pendek adalah Pilkada serentak 2020 tahun depan.

Setidaknya sejauh ini dapat terlihat kalau Prabowo berhasil masuk dalam inti benteng 'musuh' yang barusan mengalahkannya. Dia berhasil melakukan infiltrasi. Dan kekuatannya ternyata dibutuhkan oleh salah satu elemen dalam barisan "musuhnya" yakni PDI P. Tak pelak, goncangan dalam barisan tersebut cukup terasa. Terlihat jelas ada element dalam barisan yang tidak ingin menerima Prabowo yang merupakan musuh sengit mereka dalam perang Pilpres yang baru saja usai.

Inilah permainan dalam politik yang terus berdinamika. Kalah bisa menjadi pemenang dengan cara lain ataupun sebaliknya. Musuh bisa menjadi kawan dan juga sebaliknya. Kepentinganlah yang menyatukan semua. Semoga kepentingan itu hanya untuk  kemanusiaan dan rakyat pada umumnya. Wait and See, semua masih akan berubah.

~Makassar, 9 Agustus 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun