Mohon tunggu...
Muh Ma'rufin Sudibyo
Muh Ma'rufin Sudibyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Langit dan Bumi sahabat kami. http://ekliptika.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meteor Itu Terbang di Atas Lhokseumawe

26 Mei 2010   04:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:58 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seorang sahabat, pak Usman Aji, yang tinggal di Lhokseumawe (Nanggroe Aceh Darussalam) melaporkan melihat kilatan cahaya yang melebihi terangnya planet Venus pada Senin 24 Mei 2010 pukul 19:28 WIB. Ada dua buah kilatan cahaya yang bersusulan datang dari arah utara, dengan kilatan pertama lebih terang. Apa yang membuatnya sangat terkesan adalah kedua kilatan cahaya tersebut melintas persis di depan Bulan, sebuah fenomena transit meteor yang jarang terjadi.

Meteor tersebut jelas merupakan fireball karena magnitude visualnya lebih besar dari -4. Pada waktu kejadian, langit Lhokseumawe masih diliputi cahaya senja (western twilight) mengingat Matahari baru terbenam pada pukul 18:38 WIB, sementara Bulan sudah bertengger di ketinggian 54° dengan fase 87 % dan magnitude visual -12,6. Sehingga hanya fireball-lah yang berkemungkinan nampak, tidak dengan meteor biasa. Berdekatan dengan Bulan, sedikit di utaranya, terdapat titik sumber hujan meteor periodik Virginids. Apakah fireball Lhokseumawe ini merupakan bagian dari meteor Virginids ?

Ternyata bukan. Hujan meteor Virginids, dengan intensitas yang kecil (yakni hanya 5 meteor/jam itupun jika titik sumbernya berada di zenith) aktif pada rentang waktu 25 Januari hingga 14 April setiap tahun, dengan puncaknya pada 4 Maret. Maka jelaslah bahwa fireball Lhokseumawe bukanlah bagian Virginids, mengingat Virginids saat ini sudah tidak aktif. Sehingga satu-satunya kemungkinan bagi fireball Lhokseumawe adalah bagian dari meteor spontan yang berasal dari pecahan asteroid.

Analisis orbit, meskipun secara kasar dan dengan banyak asumsi, mengindikasikan hal itu. Dengan asumsi azimuth meteor 0° dan altitude meteor 54°, maka meteor Lhokseumawe ini tidak mungkin memiliki kecepatan awal lebih dari 17,3 km/detik karena hal itu akan membuat orbitnya menjadi hiperbolik, satu hal yang tak mungkin untuk pecahan asteroid. Bandingkan dengan meteor periodik yang memiliki rentang kecepatan awal antara 30 km/detik hingga 72 km/detik.

Dengan asumsi titik aphelion pecahan asteroid ini tidak melebihi orbit Jupiter (5 SA) maka kecepatan awal tertinggi bagi meteor Lhokseumawe adalah 14,6 km/detik. Pada kecepatan tersebut maka orbit meteor Lhokseumawe berbentuk ellips dengan eksentrisitas 0,653; perihelion 1,012 SA; aphelion 4,82 SA, inklinasi 17,26° dan mengorbit Matahari sekali dalam 4,97 tahun. Sementara kecepatan awal terendah adalah 12 km/detik, dengan konsekuensi orbit meteor Lhokseumawe berbentuk ellips dengan eksentrisitas 0,263; perihelion 1,011 SA; aphelion 1,73 SA, inklinasi 15,17° dan mengorbit Matahari sekali dalam 1,61 tahun. Dengan rentang kecepatan awal 12 - 14,6 km/detik tersebut nampak bahwa meteor Lhokseumawe merupakan pecahan asteroid kelas Apollo.

Apakah kejadian ini kemudian menyisakan meteorit seperti peristiwa Duren Sawit ? Nampaknya tidak. Dengan asumsi meteor ini adalah pecahan asteroid batuan (aerolit) yang memiliki rentang densitas 2-4 gram/cc maka diameter meteoroid Lhokseumawe berada dalam rentang 24-30 cm dengan massa awal sekitar 29 kg. Ini lebih kecil dibanding nilai diameter batasnya yang sebesar 47-95 cm, sehingga meteoroid Lhokseumawe habis terbakar di atmosfer sebagai meteor. Secara statistik kejadian sejenis berlangsung rata-rata setiap 12 jam sekali. Hanya, dengan 75 % permukaan Bumi berupa lautan maka kejadian seperti fireball Lhokseumawe yang bisa diamati dari daratan baru akan terjadi sekali setiap 48 jam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun