Mohon tunggu...
Muh Ma'rufin Sudibyo
Muh Ma'rufin Sudibyo Mohon Tunggu... wiraswasta -

Langit dan Bumi sahabat kami. http://ekliptika.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gempa Ganda di Yogya, Ada Apa..?

29 Oktober 2010   10:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Merapi baru saja menggetarkan dengan letusannya yang sangat berbeda pada Selasa 26 Oktober lalu dan hingga kini belum jelas bagaimana perkembangannya meski menampakkan tanda-tanda diam, mendadak sebagian Yogyakarta dikejutkan oleh dua guncangan ringan susul-menyusul: gempa tektonik.

Gempa pertama terjadi pada Kamis 28 Oktober 2010 puku 08:39 WIB. Pusat gempa terletak pada koordinat 8,02 LS 110,49 BT (31 km tenggara Yogyakarta), pada kedalaman 10 km dengan magnitude 4,0 skala Richter. Sementara gempa kedua meletup 5 jam 37 menit kemudian dengan pusat gempa pada koordinat 7,99 LS 110,42 BT (25 km tenggara Yogyakarta), juga pada kedalaman 10 km dengan magnitude 3,2 skala Richter.

Plotting episentrum kedua gempa pada peta regional Yogyakarta mempelihatkan kedua gempa bersumber di daratan, tepatnya di perbatasan Kab. Bantul dan Gunungkidul di sekitar kawasan Parangtritis. Episentrum kedua gempa hanya berjarak 8 km dan jika menganggap bahwa gempa pertama memiliki moment-magnitude 4,0 skala Magnitudo sehingga diestimasikan panjang patahan sumber gempa-nya sekitar 5 - 10 km, maka boleh jadi gempa kedua merupakan susulan (aftershock) dari gempa utama, dimana kedua gempa tersebut berasal dari sumber yang sama. Namun bisa jadi juga keduanya memiliki sumber masing-masing alias berbeda.

Episentrum kedua gempa tersebut masih satu lokasi dengan gempa 21 Agustus 2010 yang berpusat di 8,034 LS 110,38 BT kedalaman 11 km dengan magnitude 4,7 skala Richter. Terhadap gempa Agustus lalu, episentrum kedua gempa tadi masing-masing hanya berbeda jarak 12 dan 7 km. Jika ditelusuri lebih lanjut, posisi ketiga episentrum tersebut seluruhnya berada di sebelah selatan episentrum gempa kuat 27 Mei 2006 yang merenggut korban lebih dari 6 ribu jiwa itu. Pertanda apakah ini?

Semoga bukan awal dari sesuatu yang lebih buruk. Peristiwa 2006 menguak fakta betapa kompleksnya Yogyakarta bagian selatan, yang semula dianggap biasa saja sehingga nyaris luput dari perhatian. Kini disadari dataran Bantul berdiri di atas cekungan (graben) yang dibatasi kompleks patahan Opak di sisi timurnya dan kompleks patahan Progo di sisi baratnya. Dalam cekungan ini disadari juga ada patahan-patahan kecil yang mungkin turut aktif di 2006 sehingga memberikan kontribusi kerusakan dramatik di Bantul. Sementara kawasan Gunungkidul berdiri di atas Pegunungan Selatan (Pegunungan Sewu) yang dibatasi kompleks patahan Opak di sebelah baratnya dan kompleks patahan Baturagung (Dengkeng) di sisi utaranya. Diindikasikan terdapat sejumlah patahan tersembunyi (belum dipetakan) di pegunungan yang merekam sejarah gerak-gerik pulau Jawa sepanjang 25 juta tahun terakhir ini. Riset terkini menunjukkan gempa 2006 tidaklah bersumber di patahan Opak, namun di patahan tua yang sebelumnya tak teridentifikasi, 10 km di timur patahan Opak.

Secara garis besar, gempa 2006 bersumber dari segmen kerak Bumi seluas 25 x 13 km persegi yang mengalami pergeseran sejauh 60 cm sehingga meletupkan gempa dengan moment magnitude (Mw) 6,4 skala Magnitudo. Proses pematahan dalam sumber gempa ini berpangkal di episentrum menuju ke tenggara, sehingga distribusi energi gempanya lebih menjalar ke tenggara dan mereaktifkan kompleks patahan tua Baturagung (Dengkeng). Sehingga energi gempa ini menimbulkan kerusakan dan korban di kawasan Bantul serta Klaten. Sementara bagian selatan dari segmen tersebut relatif tak terusik. Hingga Agustus 2010, ketika gempa 4,7 skala Richter meletup. Disusul kemudian dengan gempa ganda pada Oktober ini.

Apakah demikian penjelasannya? Semoga saja ! Semoga saja gempa2 Agustus dan Oktober ini hanyalah pelepasan energi secara sedikit demi sedikit sehingga kian mereduksi timbunan energi seismik yang barangkali masih tersisa di sini. Semoga bukan pra-gempa (prequake) dari "induk" yang lebih besar !

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun