Mohon tunggu...
Martony Calvein Kakomole Kuada
Martony Calvein Kakomole Kuada Mohon Tunggu... Perawat - Motivissioner

Martony Calvein Kakomole Kuada Founder: Perawat Peduli Indonesia "Aku Bangga Jadi Perawat" Owner Copita Coffeeshop Owner: Copita CoffeeShop "The Legendary Coffee Taste"

Selanjutnya

Tutup

Money

Tolak Gaji Murah

11 Mei 2016   08:39 Diperbarui: 11 Mei 2016   08:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

#TolakGajiMurah akan kita jadikan tema dalam IND (International Nurses’Day) kali ini yang jatuh pada tanggal 12 Mei 2016. Hal ini PEDULI anggap sangat layak untuk kita kumandangkan setelah terbitnya Undang-Undang No 38 tentang Keperawatan serta Undang-Undang Nomor 36 tentang Tenaga Kesehatan. Kedua Undang-Undang tersebut semakin mempertegas pengakuan publik bahwa Perawat adalah sebuah profesi. Sebagai dampak dari ini semua, alangkah eloknya kalau seluruh Perawat di Indonesia secara bertahap melayakkan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan sesuai resiko kerja yang dialaminya baik secara langsung kepada dirinya maupun terhadap kelangsungannya sebagai bahagian dari sebuah keluarga.

Kebanyakan kita menganggap bahwa Perawat akan dibayar mahal kalau sudah ada ketetapan maupun aturan yang mengikatnya. Padahal tidak, itu semua kembali kepada Individu Perawat bagaimana memandang dan memaknai sejahtera secara baik. Tak jamannya lagi Perawat hanya menggantungkan nasibnya kepada kebijakan-kebijakan pemerintah. Kita harus membuktikan bahwa Pemerintah dan pemilik fasyankes maupun institusi pendidikalah yang lebih membutuhkan kita untuk pencitraan dan kelancaran bisnisnya. Karena menunggu hanya akan membuat kita jenuh dan menggerutu. Kalau mau segera berubah maka harus berusaha dan tegas menyatakan TOLAK GAJI MURAH.

Sejahtera seyogyanya bukan semata-mata berbicara tentang usaha-usaha untuk menggapainya. Namun lebih dalam lagi kita berbicara tentang mind set serta bagaimana melayakkan diri kita untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut. Kalau mind set kita tentang sejahtera telah duduk pada tempatnya, saya yakin tahapan menuju kesejahteraan akan kita tetapkan dan kita tapaki secara baik. Salah satunya adalah dengan menolak gaji murah.

Menolak gaji murah memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan internal maupun eksternal yang harus kita hadapi. Pergolakan batin akan keprofesian kita juga menjadi taruhannya. Kalau dulu, belum ada standar seorang Perawat dikatakan profesional. Tapi sekarang melalui UKNI dan pemenuhan SKP melalui PKB telah memposisikan Perawat sebagai profesional yang sesungguhnya. Namun, lagi lagi kita akan dihadapkan kepada gejokan bathin yang sama, ketika persyaratan administrasi ini telah kita peroleh apakah kita telah layak mendapatkan kesejahteraan? Ternyata belum.

Masalah nya dimana? Mind set.

Mind set Perawat akan kesejahteraan terkunci pada satu kalimat “Bekerja Sesuai Pendidikan”. Inilah sebenarnya yang harus kita perbaiki. Saya mengajak kita memperbaikinya melalui tahapan berikut:

  • Tetapkan makna sejahtera menurut kita
  • Lihat apakah profesi menjanjikan kesejahteraan atau tidak
  • Lihat apa pekerjaan lain yang bisa memberikan kesejahteraan
  • Tentukan pilihan apa pekerjaan yang mampu membuat kita sejahtera.

Ketika keempat tahapan tersebut telah kita lakukan secara baik, maka saya yakin kita akan memilih jalan kesejahteraan yang benar. Kedepannya tak akan ada lagi Perawat yang bersedia bekerja tak dibayar maupun dibayar murah dengan status sebagai TKS (Tenaga Kerja Sukarela) atau apapun namanya.

Memang akan menjadi dilema ketika kita harus tinggal dikampung apalagi satu rumah dengan orang tua atau telah berumah tangga namun kita belum bekerja. Tapi jangan hal itu dijadikan alasan yang menyebabkan kita tetap memilih bekerja sebagai Perawat di fasyankes padahal kita sudah tahu bekerja disana tak digaji atau paling digaji untuk biaya cuci baju yang tak cukup untuk memutihkannya lagi. Na’asnya, untuk memperoleh pekerjaan tersebut ada sebahagian kalangan yang memanfaatkannya untuk memperoleh uang jutaan rupiah sebagi unang pelicin agar Perawat bekerja disana. Dan sayangnya lagi, yang mau memenuhinya sudah ngantri panjang. Kalau saya katakan, lebih baik uang sebesar itu dijadikan modal usaha yang jelas hasilnya walau sedikit.

Sebenarnya ada hal yang paling ekstrim bisa kita lakukan untuk merubah ini semua dalam waktu singkat. Bukan melakukan mogok kerja, karena hal tersebut sanksinya amat berat. Tapi BERHENTI BEKERJA SECARA BERJAMAAH. Seluruh Perawat yang bekerja dengan gaji alakadarnya atau tak dibayar berhenti saja dari pekerjaannya. Biarkan Perawat menjadi langka dan mereka mencari Perawat kemana mana sebagai tanda bahwa mereka membutuhkan kita. Namun tetaap dengan catatan, jangan berbaris rapi perawat lainnya untuk merebut pekerjaan tersebut dengan “Ikhlas” menjadi seorang “Dermawan” untuk Pemilik dan Pengelola fasyankes.

Kembalilah kita semua kepada minat dan bakat yang telah ditanamkan Tuhan kepada kita secara hakiki. Kalau memang hati kita mengatakan bahwa kita tak layak menjadi Perawat, alangkah baiknya kalau kita mencari ataupun membuat pekerjaan lain. Kalau memang hati kita nyaman dan tenteram berada disana, maka nikmatilah apapun resikonya. Sesuatu yang kita kerjakan secara tuus ikhlas akan menimbulkan kesungguhan. Kesungguhan tersebut yang akan menghadirkan profesionalisme. Pada akhirnya Profesionalisme inilah yang akan memberikan dampak kesejahteraan.

Profesional dibidang apa?

Tergantung Passion yang kita miliki.

Wassalam

Martony Calvein kakomole Kuada

Perawat Peduli Indonesia

#TolakGajiMUrah

#AkuBanggaJadiPerawat

#PerawatPeduliIndonesia

#SaveKonsilPerawat

#PanggilAkuNERS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun