Mohon tunggu...
Martony Calvein Kakomole Kuada
Martony Calvein Kakomole Kuada Mohon Tunggu... Perawat - Motivissioner

Martony Calvein Kakomole Kuada Founder: Perawat Peduli Indonesia "Aku Bangga Jadi Perawat" Owner Copita Coffeeshop Owner: Copita CoffeeShop "The Legendary Coffee Taste"

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Konsolidasi Internal Perawat Indonesia

21 Desember 2014   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Terbitnya Undang-Undang Keperawatan seharusnya mampu dimanfaatkan oleh perawat diseluruh negeri sebagai titik terang menentukan arah kebijakan bersama dalam rangka mewujudkan profesi yang lebih terorganisir dan terpola. Terorganisir dalam hal penentuan kebijakan kedepannya, serta terpola dalam merumuskan apa saja strategi yang harus dilakukan guna mencapai jati diri perawat yang profesional.

Sebagaimana telah tegas dijelaskan dalam salah satu Bab tentang Organisasi Profesi bahwa Organisasi profesi yang dimaksud dalam Undang Undang No 38Tahun 2014 tentang Keperawatan ini adalah PPNI ( Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Dengan demikian, jelaslah bahwa Komposer dalam keperawatan adalah PPNI. PPNI yang bertugas melakukan fungsi kontrol dan pengayoman kepada seluruh perawat Indonesia. Melalui program kerja yang terencana dan terarah diharapkan PPNI mampu menunjukkan posisi strategisnya sebagai induk organisasi perawat di seluruh Indonesia.

Kenyataan yang menyedihkan kemudian muncul. Iini berdasarkan pantauan saya, ada banyak orang orang yang bergerak dengan kepentingan masing masing dalam mencapai tujuannya masing masing. PPNI seolah hanyalah instrument pelengkap yang tiada berdaya menentukan kemana arah irama sebuah nada akan dinyanyikan.
Ada sekelompok orang yang membanggakan pengalaman bekerjanya di Luar Negeri, ada pula sekelompok lainnya yang merasa hebat karena dia alumni luar negeri, ada pula yang merasa hebat dengan berbagai penemuan yang telah dimilikinya, dan sebahagian ada pula yang membuat kelompok berdasarkan jenjang pendidikannya dan menganggap pendidikan dibawahnya tiada berharga. Yang paling parah adalah adanya kelompok orang yang tidak tunduk pada regulasi apapun baik yang dibuat oleh Pemerintah maupun Organiasasi Profesi dan Ikatan/Himpuanan Seminat hanya karena telah merasa hebat dan mampu mengendalikan segalanya.
Problematika ini bukan hanya terjadi antar kubu individu perawat dengan PPNI sebagai Organisasi Profesi. Tapi juga terjadi didalam tubuh PPNI itu sendiri. PPNI seharusnya sebagai contoh dan Suri Tauladan pemersatu perawat seluruh Indonesia. Namun kini malah menjadi ajang adu kekuatan dan adu pamor diantara para pengurusnya. Masing masing membuat kelompok sesuai dengan golongan alumni, gongan institusi dan yang parah lagi berdasarkan golongan Partai Politik. Penghargaan terhadap Organisasi Profesipun akhirnya luntur bersama masalah yang beriringan sepanjang waktu.

Tentu hal ini sangat tidak sehat dalam perjalanan suatu organisasi. Seharusnya setiap individu berfikir bagaimana bersama sama membangun organisasi dengan meninggalkan semua embel embel jabatan dan posisi diluar sana. Menghilangkan segala sekat yang menjadi penghalang kemajuan bersama adalah hal yang mutlak dibutuhkan. PPNI adalah sekumpulan orang dengan niat, langkah dan tujuan yang sama. Bukannya antar sesama pengurus saling pamer pamor ingin menunjukkan bahwa dia adalah yang paling berpengaruh dan paling dibutuhkan dalam organisasi itu.

Masing masing kita memiliki kelebihan dan kekurangan. Alangkah indahnya jika kita menyatukan kelebihan yang kita miliki dan saling menutupi segala kekurangan saudara kita yang bernaung bersama dalam profesi perawat.
Semua perawat seharusnya merasa berada pada satu tubuh, dimana jika yang satu merasa disakiti, maka yang lain akan berfikir bagaimana menghilangkan rasa sakit yang dialami oleh anggota tubuh lainnya.

Pada saat ini, banyak saudara sejawat kita yang menjerit karena gaji murah malah ada pula yang tidak digaji pada kasus Tenaga Kerja Sukarela (TKS) pada beberapa daerah. Atau ada pula yang tak bisa menjalankan fungsinya sebagai perawat karena terbentur ijin praktik dari pemerintah daerah setempat yang tak faham apa dan siapa itu perawat. Seharusnya kita mampu duduk bersama memikirkan dan merancang masa depan mereka melalui organisasi profesi maupun Himpunan/Ikatan Seminat yang ada. Jangan lagi kita berjalan sendiri sendiri dan tak beraturan yang mengiringi egoisme individual kita.

Kita satukan kekutan, kita samakan nada dan irama agar harmoni terdengar ditelinga. Yang merasa hebat silahkan tunjukkan bahwa kalian hebat namun tetap dalam satu perintah dan koridor yang sama, yaitu PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Bersama itu lebih indah, bercerai berai adalah Malapetaka.
Semoga Konsolidasi Internal ini segera terwujud untuk mewujudkan Perawat yang lebih bermartabat dan dihargai.

Wallahu’alam
Martony Calvein Kakomole Kuada
#PerawatPEDULI
Pengurus PPNI Propinsi Sumatera Utara
Ketua Ikatan Alumni Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara (IkAFKep-USU)
Ketua Profesi Perawat PROKAMI-IMANI Propinsi Sumatera Utara

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun