Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Humanis, Keberanian untuk Memanusiakan Manusia Seutuhnya

12 Maret 2025   13:31 Diperbarui: 12 Maret 2025   13:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberanian dalam kreativitas pendidikan. Sumber: https://creativityworkshop.com/articles/creativity-tips

Keberanian bukanlah berarti tidak ada rasa takut. Meminjam pernyataan dari seorang ahli psikoterapi, Sheldon Kopp, bahwa keberanian adalah melakukan apa yang ditakuti, memiliki kuasa untuk merelakan apa yang sudah diketahui, dan maju terus ke dalam wilayah baru. Jelaslah bahwa keberanian diawali dari pergumulan batin tentang persepsi dan realita kehidupan yang dihidupi. Segala pengalaman hidup mestinya menjadi pergulatan makna yang menumbuhkan daya dan kuasa diri untuk berjuang dan berdaya guna bagi sesama. Keberanian bukan sekedar modal nekad, namun ada yang lebih esensial, merujuk pada kemampuan mengolah diri hingga berkomitmen pada kehidupan yang lebih baik.

Mendidik dalam kerangka pedagogis dan praktis di dunia pendidikan sejatinya membutuhkan keberanian sejati yang sinergis dan kolaboratif dari keluarga, sekolah, dan masyarakat. Mendidik sesungguhnya erat kaitannya dengan teladan baik dan bermakna tentang segala nilai-nilai edukatif serta memiliki komitmen baik yang berkesinambungan sepanjang hayat. Mendidik tidak ada akan pernah berhenti selama manusia hidup dan berelasi dengan sesamanya.

Dalam lingkungan keluarga, pendidikan dimulai dan secara terus-menerus dikembangkan. Keluarga menjadi penyemaian awal benih-benih kebaikan dalam setiap pribadi sehingga lewat pembiasaan baik dan komitmen keluarga benih-benih itu berkembang menjadi karakter baik untuk menghadapi hidup yang terus berubah dan berkembang. Keberanian membangun habitus baik dalam keluarga merupakan modal yang baik untuk menciptakan pribadi-pribadi yang unggul dan tangguh.

Keteladanan orang tua menjadi model bagi anak-anak, bagaimana mereka akan bertumbuh kembang akan mencontoh dari segala tutur kata, cara berpikir, berperilaku, dan berelasi yang orang tua tunjukkan. Anak-anak belajar dari orang dewasa dalam membentuk karakter dirinya sendiri. Pengaruh orang tua akan begitu besar dalam pembentukan pribadi seorang anak. Penting bagi orang tua untuk memiliki keberanian dan komitmen dalam menjadi model yang baik bagi anak-anak.

Demikian juga di lingkungan sekolah, pendidik seharusnya menjadi model bagi anak-anak didik dalam belajar. Ketulusan, kesabaran, kesetiaan, dan niat besar mendidik yang ada dalam diri pendidik senantiasa akan memberikan dampak kuat bagi anak-anak tentang menjadi pribadi yang baik dan penuh teladan. Harus diyakini bahwa pendidikan di sekolah bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan belaka namun ada yang lebih besar dari itu, pendidikan sejatinya mengolah setiap pribadi menjadi manusia utuh dalam berpikir, bersikap, berbela rasa, dan berkomitmen baik.

Keberanian dalam pendidikan sejatinya menyangkut tentang prinsip, bukan persepsi belaka. Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia, maka prinsip keberanian dalam pendidikan hendaknya mengedepankan segala bentuk komitmen baik untuk mengembangkan setiap pribadi di dalamnya, baik sebagai pendidik, anak didik, bahkan pengambil kebijakan pendidikan. Prinsip keberanian dalam dunia pendidikan tentunya erat kaitannya dengan nalar sehat akal budi, nurani yang benar, dan nilai-nilai kepedulian pada sesama.

Keberanian dalam kretaivitas pendampingan edukatif. Sumber:  https://medium.com/
Keberanian dalam kretaivitas pendampingan edukatif. Sumber:  https://medium.com/
Billy Graham pernah menyatakan dengan tegas, "Keberanian itu menular. Jika seorang pemberani memegang tinggi prinsipnya, maka yang lain pun akan turut berani." Keberanian yang diperlihatkan oleh seseorang seringkali memunculkan keberanian bagi yang lain. Maka, keberanian baik yang ditunjukkan oleh setiap pribadi dalam dunia pendidikan akan sangat mungkin menular ke setiap pribadi sehingga membangun komunitas pendidikan yang penuh kebaikan dan kebajikan untuk mengembangkan pendidikan itu sendiri.

Esensi pendidikan yang berfokus pada memanusiakan manusia, sejatinya memberikan peluang besar pada setiap pribadi berani berpikir baik mengembangkan segala bentuk nalar dan logika yang benar, berani mengolah nurani dan mewujudnyatakan dalam aksi yang benar pula, serta berani meluangkan waktu dan energi untuk peduli pada sesama. Keberanian ini sangat vital dalam mengusahakan pendidikan yang baik dan berkualitas sehingga memberikan daya guna bagi pribadi, sesama, komunitas, dan masyarakat luas.

Seorang teolog Inggris, John Henry Newman, mengatakan, "Jangan takut hidup Anda akan berakhir, takutlah hidup Anda tidak pernah dimulai." Keberanian menjadi jawaban yang baik atas keraguan hidup, yang kadangkala membuat orang tidak berbuat apa-apa yang berguna. Keberanian senantiasa tidak saja memberikan awal yang baik, tetapi juga memberi masa depan yang lebih baik. Dinamika dunia pendidikan yang biasa-biasa saja atau bahkan jatuh pada rutinitas belaka menjadi awal pudarnya keberanian dalam memanusiakan manusia menuju taraf insani.

Pengambil kebijakan pendidikan harus siap mengambil risiko demi pendidikan yang humanis, pendidikan yang bukan sebagai mesin prestasi belaka, namun pendidikan yang memberikan peluang besar setiap orang untuk menemukan potensinya dan menggapai kualitas kehidupannya. Berani membuat keputusan dan kebijakan yang berpihak pada humanisme, bisa jadi menjadi tidak populer karena tidak sesuai dengan kepentingan pihak tertentu atau target politis tertentu. Ada rasa takut yang begitu besar pada kepentingan tertentu, seharusnya pendidikan humanis di atas segala kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Begitupula pendidik pun harus berani mengupayakan pendidikan humanis dengan bertekun pada segala usaha pendampingan anak didik dan membangun kesetiaan pada pelayanan luhur mengembangkan pribadi-pribadi pada masa depannya. Pendidik senantiasa berani mendobrak rutinitas tanpa kreativitas dan inovasi dalam pendidikan, berani keluar dari zona nyaman selama ini. Dunai terus berubah dan anak didik begitu beragam maka mau tidak mau menjadi pendidik harus berani bertekun untuk belajar dan terus belajar tentang pendidikan yang begitu dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun