Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Masalah: Melakukan Pembeda dan Inspirasi

5 Juni 2023   11:40 Diperbarui: 5 Juni 2023   11:57 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: www.istockphoto.com/id

Mentari pagi menjadi nada-nada pemula atas mahakarya Sang Pencipta dalam alunan irama kehidupan, naik dan turunnya nada-nada kehidupan. Semuanya itu mengalir dan terus mengalir dalam makna yang tersirat di dalamnya hingga malam tiba, keheningan menjadi tanda nada-nada itu beralun berhenti.

Filsuf Abraham Kaplan membedakan antara masalah dan keadaan sulit. Masalah adalah sesuatu yang bisa diolah dan diselesaikan. Jika kita tidak dapat berbuat sesuatu, itu bukan masalah melainkan keadaan sulit, yaitu sesuatu yang harus kita tanggulangi dan tanggung.

Seringkali dalam kehidupan ini terjadi salah kaprah dalam memahami dan merespon antara masalah dan keadaan sulit.  Jika orang memperlakukan keadaan sulit sebagai masalah, mereka akan frustasi, marah, stress, kacau, dan depresi. Hal ini akan memboroskan energi dan waktu, serta tidak jarang membuat keputusan yang buruk. Bahkan seringkali orang akan kehilangan logika, sehingga aspek emosional begitu kuat yang menjadikan seseorang lebih sensitif dan tersinggung. Lebih dari itu, orang dengan mudah menyalahkan (blaming) orang lain dan keadaan.

Di lain sisi, ketika orang memperlakukan masalah sebagai keadaan sulit, mereka sering menerima begitu saja hal itu, menyerah, putus asa, kehilangan daya juang, dan sering memandang diri sebagi korban. 

Masalah yang sejatinya menjadi kesempatan untuk belajar mendewasakan diri dan mematangkan pribadi justru sebaliknya menjadi penghancur diri tanpa meninggalkan harapan dan kekuatan untuk maju. Tak jarang, orang model ini akan jatuh pada pesimisme dan selalu diselimuti negative thinking yang seringkali memperlemah daya juang dan militansi dalam hidup.

Setiap pribadi sudah seharusnya belajar dan belajar dari pengalaman hidup ini dalam sebuah kerangka menemukan kebijaksanaan dan nilai-nilai kehidupan yang menginspirasi. Pada saatnya setiap orang mesti mampu memisahkan antara keadaan sulit dan masalah sehingga tahu apa yang harus dilakukan ke depannya. 

Tatkala menghadapi masalah, maka setiap orang siap untuk mengolahnya menjadi potensi dan menemukan solusi ataupun terobosannya. Demikian pula tatkala menghadapi keadaan sulit, maka setiap orang siap menenerimanya sebagai kenyataan, lalu memberikan makna positif dalam kehidupan yang mendewasakan diri.

Masalah dan keadaan sulit ini tidak akan terlepas dalam kehidupan bersama, baik dalam keluarga, komunitas, paguyuban, fraksi, lingkungan, lembaga, tempat kerja, kelompok hobi, dan yang lainnya. Kemampuan diri melihat dan membedakan antara masalah dan keadaan sulit senantiasa menjadi modal yang apik dan bermakna dalam membangun kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama.

Selain itu, rasa percaya satu sama lain dalam hidup bersama menjadi pondasi yang ampuh dalam memaknai masalah dan keadaan sulit. Adanya rasa percaya dalam hidup bersama, ketika menghadapi masalah tertentu dalam komunitas tersebut, maka rasa percaya itu menjadi pondasi yang ampuh dalam menemukan solusi dan terobosan karena ada kesetiaan dan kecintaan yang ampuh pada komunitas. Tanpa rasa percaya, masalah menjadi awal runtuhnya sebuah kelompok atau komunitas karena masalah menjadi alasan kuat untuk bubar.

Begitupula dengan keadaan sulit, di mana adanya rasa percaya satu sama lain dalam kelompok akan memberikan pondasi yang kokoh untuk tetap bertahan, bersama, dan saling menguatkan satu sama lain tatkala kelompok, komunitas, atau lembaga tersebut ada pada posisi yang tidak mengenakkan. Ada empati dan simpati yang terulur satu sama lain sehingga bersama-sama  siap untuk melewati masa-masa sulit tersebut.

Ralph Waldo Emerson, seorang esais dan penyair ternama, memberikan peneguhan yang hebat, "Berikan kepercayaan kepada seseorang, dan ia akan setia pada Anda; perlakukan mereka dengan baik dan mereka akan menunjukkan bahwa mereka memang baik." Jelaslah bahwa, memberikan kepercayaan pada orang lain membuahkan kesetiaan dan kebaikan yang siap menjadi modal di kala menghadapi masalah dan keadaan sulit. Hidup itu indah dengan segala irama dan alunannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun