Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi tentang Olah Diri: Siap Sedia untuk Menghidupkan Hidup

12 Mei 2023   08:58 Diperbarui: 12 Mei 2023   09:03 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi diambil dari: www.istockphoto.com

Olah raga memberikan kesehatan dan kebugaran pada diri untuk melakukan segala aktivitas dengan baik dan semangat. Olah diri pun senada sebagai sebuah olah batin dan budi untuk menumbuhkan dan mengembangkan inspirasi-inspirasi dalam jiwa yang secara kontinyu membangun manusia menjadi insan sejati.

Kevin Myers pernah mengatakan tentang kecenderungan manusia dalam hidup ini, "Setiap orang mencari solusi cepat, padahal yang dibutuhkan adalah kebugaran. Pencari solusi berhenti melakukan tindakan tepat ketika tekanan mereda. Pencari kebugaran melakukan apa yang seharusnya dilakukan, bagaimanapun keadaannya". Sejatinya dalam hidup membutuhkan konsistensi dan ketekunan dalam memaknai hidup ini sehingga ada nilai-nilai dan makna yang berguna bagi diri, sesama, dan semesta.

Dalam kehidupan ini hampir dalam keseluruhan hari orang sibuk dengan segala aktivitasnya demi tujuan dan target dalam hidupnya. Dari pagi hingga malam, ada begitu banyak aktivitas yang melibatkan diri dan orang lain demi sebuah kemapanan dan kepuasan dalam kehidupan ini. Tidak ada yang salah dari proses tersebut. Kebugaran ala Myers senantiasa menjadi sebuah semangat yang selalu menghidupi jiwa dan raga dalam suka maupun duka yang dialami setiap pribadi. Bukan sekadar bersemangat untuk mencari solusi tatkala tertimpa masalah, namun tetap bersemangat dalam kebahagiaan dan kesuksesan untuk memaknai hidup yang inspiratif bagi siapapun.

Ada satu hal penting dalam kehidupan ini, yang banyak orang melupakannya atau tidak menyadari betapa berharganya proses ini, yakni kontemplasi. Ketika setiap orang menghabiskan hari-harinya dalam kesibukan dan kegiatan, tak terbesit sedikitpun untuk meluangkan waktu menyendiri dalam ketenangan dan keheningan, untuk merenungkan hidup secara mendalam, bermeditasi, dan mendengarkan suara hati. Kontemplasi diri ini menjadi kesempatan yang begitu baik untuk memaknai hidup sekaligus membangun komitmen diri pada hidup yang lebih baik dan berkualitas.

 Oliver Wendell menekankan, "Hal yang besar dalam dunia ini bukanlah di mana kita berada, melainkan ke arah mana kita bergerak." Siapapun kita, seperti apapun kita saat ini, seperti apa masa lalu kita, bahkan berada di manapun kita saat ini, bukanlah halangan untuk hidup lebih baik dan membangun impian baik di masa depan. Kontemplasi senantiasa memberikan ruang gerak pada akal budi dan hati untuk menata diri dan menumbuhkan optimisme pada gerak langkah kehidupan ke depan. Kontemplasi adalah habitus baik yang dapat menjadi sarana ampuh untuk menghidupkan nyala api kehidupan yang mengobarkan jiwa.

Seperti halnya tumbuhan tanpa air, maka akan menjadi layu dan akhirnya mati, begitupula kehidupan ini tanpa kontemplasi akan haus dahaga tanpa kesejukan jiwa yang memberikan semangat untuk melangkah maju. Seperti halnya tanah tandus yang kekurangan air, begitupla kehidupan kita akan menjadi begitu kering dan gersang sehingga tidak tumbuh benih-benih kebaikan, antusiasime, nilai-nilai kehidupan, dan kebajikan yang mengembangkan diri. Hidup bukanlah sekadar daftar kegiatan yang harus dilakukan, namun lebih dari itu ada percikan-percikan inspirasi yang memotivasi diri dan sesama.

Pemeriksaan batin sebagai habitus adalah sebuah sarana manusia untuk membongkar kungkungan pikiran, mengurai endapan perasaan, menemukan nilai-nilai dari pengalaman hidup yang dijalani, dan pada puncaknya menyadari betapa baik karya Sang Pencipta dalam setiap langkah kehidupan. Examen Conscientiae atau pemeriksaan batin ini sejatinya memberikan kesempatan manusia untuk berefleksi dan membangun komitmen atas kehidupan yang bermakna. Hidup harus dihidupkan dan olah diri menjadi sarana yang harus diusahakan terus-menerus dalam ketekunan dan ketulusan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun