Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar: Belajar Memberi Nilai Lebih dalam Edupreneurship

1 Desember 2022   13:23 Diperbarui: 1 Desember 2022   14:17 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. id.berita.yahoo.com

Para miliarder memberi nilai lebih saat bekerja, sedangkan orang biasa bekerja sesuai job descriptions.

"Agar menjadi pribadi yang unggul, Anda harus bersedia melakukan pekerjaan melebihi yang dikerjakan orang rata-rata," merupakan sebuah pernyatan yang sangat menginspirasi dari Paulus Winarto, seorang penulis sekaligus motivator handal. 

Kerja keras dan terkadang harus berjuang melebihi batas kenormalan adalah sebuah modal sekaligus stratgei ampuh dalam menggapai tujuan atau cita-cita hidup. Tidak ada yang bisa dilakukan dengan bersantai-santai apalagi bermalas-malasan untuk sebuah hasil yang besar dan cemerlang.

Sekolah akan menjadi sesuatu yang sangat rutinitas dan membosankan ketika tidak ada nilai lebih di dalamnya lewat berbagai terobosan-terobosan yang kontekstual dan bermakna. 

Para pendidik hanya mengulang-ulang materi dan metode usang setiap tahunnya padahal zaman berubah dan anak didik juga berbeda. Mengerikan sekali, sekolah atau kampus hanya menjadi tempat pengulangan dengan dalih memahirkan keterampilan, namun kemalasan dan ketidakmauan untuk belajar di balik segalanya. 

Sekolah dan pendidikan adalah sebuah proses dinamis, bukan statis sehingga membutuhkan pendidik yang dinamis dan humanis.

Sekolah akan menjadi sesuatu yang sangat tidak bermakna ketika anak-anak dihadapkan dengan materi-materi teoretis yang begitu banyak dan sangat hafalan, padahal semuanya dengan mudah ditemukan di internet lewat penelusuran canggih. 

Teknologi begitu canggih telah mengubah tatanan dunia, namun seringkali sekolah masih setia pada dunia usang seolah-olah ilmu pengetahuan dan nilai-nilai pendidikan hanya ada di sebuah buku cetak yang mulai usang pula. 

Dunia pendidikan sejatinya dihadapkan dengan berbagai sumber belajar yang begitu kaya dan bermakan di zaman sekarang, seperti lingkungan, masyarakat, teknologi, berbagai isu sosial, dan beraneka ragam konteks moral-budaya.

Edupreneurship merupakan sebuah sinergisitas dunia pendidikan dan dunia nyata (zaman) yang memberikan wacana dan makna yang lengkap dan kontekstual. 

Belajar di sekolah bukan masalah transfer ilmu dan mendapatkan skor atas proses belajar itu. Namun, belajar di sekolah sejatinya menjadi sebuah tantangan yang antusias untuk memberi nilai lebih atas proses belajar itu sehingga lahirlah kegembiraan, antusiasme, idealisme, moral baik, ide untuk dunia, dan kecintaan pada semesta dan Sang Pencipta. 

Nilai-nilai kehidupan menjadi pembelajaran yang ampuh dalam kolaborasi yang terjalin antara pendidikan dan entrepreneurship.

Sekolah-sekolah sudah seharusnya melahirkan anak-anak yang siap berjuang dan tidak mudah putus asa, siap berintegritas dan tidak mudah jatuh pada terobos nilai-nilai moral, yang siap berefleksi untuk memaknai hidup dan bukan mudah mengeluh serta menyalahkan yang lain, serta peduli pada sesama manusia dan semesta dalam sebuah bingkai humanisme sejati. 

Nilai lebih bagi dunia pendidikan harus diusahakan dan diperjuangkan oleh pendidik dan anak didik lewat kemauan dan kemampuan untuk belajar setiap saat dari berbagai sumber belajar.

Akhirnya, sekolah bukan tempat mengeluh dan mengaduh namun tempat untuk belajar mengolah diri dan membangun solusi. Sekolah bukan tempat meraih ilmu demi skor yang tinggi, namun sekolah adalah tempat meraih nilai-nilai kehidupan demi kehidupan yang lebih hidup. 

Waktunya bersemangat untuk belajar di sekolah, baik sebagai pendidik maupun anak didik, karena sekolah menjadi tempat yang penuh makna.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun