Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dan Kau... Lilin-lilin Kecil!

29 Oktober 2021   04:05 Diperbarui: 29 Oktober 2021   04:16 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. middleeast.in-24.com

Tanpa pesan dan kabar berita, kegelapan menyelimuti segala ruang tanpa tertembus pandang, hanyalah sebuah kepasrahan yang mulai tergurat kecewa dan miris tak mampu menikmati situasi. Langkah terhenti pada suatu keragu-raguan yang membekukan segala daya upaya, menghentikan segala rasa untuk mengukir kisah seiring waktu yang terus berjalan. Terpaku dalam kegelapan, mencoba mengalirkan asa pada cahaya yang mau datang untuk segera.

Hujan masih terus mengguyur, rembulan terhalang segala gejala semesta, dan cahaya masih belum juga beranjak dari peraduannya. Di sebuah pojok penuh asa, hati dan budi terbelenggu dalam kegelapan, bergejolak dalam rasa dan asa, amarah dan harapan, pasrah dan yakin terang akan datang. Semua raga dan jiwa harus terduduk dalam keterbatasan dan harapan.

Cahaya kecil mulai memendar dari sebatang lilin yang dengan rela dan setia mengorbankan dirinya demi pancaran yang memberikan harapan bagi setiap insan di ruangan itu. Datang dengan kesederhanaan, memancar dengan segala keikhlasan yang tak sedikit pun menuntut balasan atau pun pujian.

Kegelapan atau pun kegagalan dalam hidup bukanlah sebuah kemuraman hidup yang harus terus-menerus diratapi. Raga dan jiwa dengan segala daya hati dan budi senantiasa siap memendarkan cahaya di dalam diri laksana lilin kecil yang memberikan harapan dan kebahagiaan di kala gelap.

Illustrasi. www.freepik.com
Illustrasi. www.freepik.com
#AM32 (Aliran Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun