Menapak pagi penuh asa, hembusan napas bersaut-sautan memberikan irama tentang betapa merekahnya hari ini menyambut harapan dan kenyataan yang mewarnai hidup manusia dan semesta. Tapak demi tapak hingga berjajar tak beraturan, menggaris tanpa pola, mengurai segala masa di pagi itu, menyatakan pada semesta tentang menjadikan hari untuk sebuah nurani.
Gelora raga dan jiwa menggerakkan seluruh diri pada perjumpaan dengan sesama dan semesta di bawah pancaran mentari pagi yang tak henti menembus pori-pori diri, mengalirkan kesegaran yang penuh arti. Berdiri dan berlari lalu terhenti, itulah notasi nada dalam mengisi pagi yang penuh arti. Duduk dan membungkuk, sesekali memberikan hiasan nada kehidupaan tentang nyanyian pagi.
Mengayuh pagi pun memberikan pesan pada dunia tentang rasa dan asa. Merasakan angin semilir sesekali diterpa daun berterbangan, memandang segala karya Sang Pencipta dalam kekaguman yang tak terasa mengabaikan peluh dan resah. Roda itu berputar seakan selalu menerima pesan baik dari setiap kayuhan kaki, perlahan dan cepat memutar asa untuk sebuah rasa dalam jiwa dan raga.
Tiba semuanya untuk terhenti sejenak, membiarkan langkah dan kayuhan kembali pada titik nol, menjadikan semuanya kembali pada diri. Kepuasan diri dan kesegaran jiwa merasuk dalam urat nadi mendenyutkan setiap inspirasi dan motivasi dalam setiap hari untuk membangun hati.
Pagi ini menjadi awal setiap hari untuk memulai menapaki setiap jalan kehidupan. Biarkan seluruh raga bersama jiwa meniti setiap hari bersama sang mentari.
