Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Mengurai Jiwa, Merangkai Makna dalam Bingkai Tirai

7 Oktober 2021   17:17 Diperbarui: 7 Oktober 2021   17:18 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. www.dreamstime.com

Termenung dalam lamun, terasa budi terlelah dalam kepenatan hari, dan raga memberikan isyarat pada jiwa. Mata mulai melintas pada tirai yang menanti uluran tangan untuk segera menutup hari menuju malam dalam kelam istirahat. 

Perlahan-lahan malam melaju dan tirai menyelimuti dengan penuh lapang.

Pagi hadir dalam keceriannya seiring sinar mentari mulai menembus segala celah kehidupan seakan ingin mengirimkan berita tentang hidup baru. Uluran tangan kembali terurai, menarik tirai dan membiarkan mentari menembus masuk yang memberikan kelegaan, kehangatan, dan kedinamisan hidup.

Tirai yang selalu setia dalam kesederhanaannya mulai terbuka serasa memberikan pengharapan. Mata boleh menembus keluar sejauh mata melaju dan melaju dalam hasrat untuk menemukan kehendak diri. 

Tak jarang mata mengurai segala yang ada dalam pandangan demi menemukan kepuasaan diri dan sekilas makna dalam rasa.

Semakin dekat melangkah dan melangkah maju mendekat padanya, tak kuasa betapa indahnya dunia dalam balutan kuasa-Nya. Sejenak kemudian, menjauh darinya dan menutup seluruh pandangan untuk kembali termenung dalam peresapan diri untuk sebuah asa. Bingkai tirai mengurai segala makna. Tirai itu seolah menjadi tapal batas kehidupan manusia, euforia semesta dan keheningan jiwa.

Illustrasi. www.pxfuel.com
Illustrasi. www.pxfuel.com
#AM10 (Aliran Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun