Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Melepas Malam, Merangkai Pagi untuk Hari dan Haru!

5 Oktober 2021   15:25 Diperbarui: 5 Oktober 2021   15:31 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. www.popsugar.com

Hati merenggang dalam satu bara yang mengusik jiwa tatkala satu sesak memenuhi hati dan mengiris-iris luka, amarah, jengkel, dan segala pergolakan batin. Terduduk dan terdiam dalam pergulatan ide dan asa yang berkecamuk di dalam pikiran yang penuh jejaring makna dalam kekusutan dan sedang menuju kehampaan.

Detik demi detik merangkai waktu dalam jarum jam yang tak pernah mau berhenti hingga membawa jiwa dan raga pada larutnya malam yang begitu hening namun tidak dengan jantung yang masih tersengal-sengal karena lara dan keraguan. Tarikan nafas dalam-dalam dan hembusan penuh alunan serasa menjadi kesegaran yang sementara, menyegarkan hidup di malam semakin larut menuju fajar.

Tak kuasa menahan gejolak di dalam dada, kebuntuan di kepala pun menjadi sebuah kehampaan dan kekosongan yang mulai kehilangan asa dan rasa. Mata menghantarkan semuanya pada peraduan, kelelahan jiwa dan raga menghempaskan raga pada ketidakberdayaan dalam tidur berselimut dingin dan gelapnya malam.

Fajar perlahan-lahan hadir di ufuk timur dan semesta pun menyongsongnya dalam penuh harapan. Badan mulai menemukan jiwanya, raga lekas menggenggam erat hati dan budi untuk merangkai hari. Pengharapan pagi senantiasa menjadi kekuatan, inspirasi, dan motivasi. Jangan sia-siakan pagi ini untuk hari dan haru yang siap mewarnai hidup dengan segala perjumpaan dan makna di dalamnya!

Illustrasi. unsplash.com
Illustrasi. unsplash.com
#AM06 (Aliran Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun