Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali ke Kandang (35): Mari Selalu Memanusiakan Manusia!

24 September 2021   18:18 Diperbarui: 24 September 2021   18:18 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Kembali ke Kandang. www.cfo.com

Aktualisasi diri dalam kebenaran dan kebajikan merupakan proses terus-menerus sepanjang hayat dalam mengupayakan harkat dan martabat yang semakin memanusiakan manusia dan menjadikan dunia penuh kebijaksanaan.

Hidup ini sejatinya sebuah proses panjang dalam mengolah rasa syukur atas kebaikan-Nya dengan segala kasih dan karunia-Nya yang begitu agung dan tiada taranya. 

Manusia dengan segala kesatuan hati dan budinya sejatinya mampu menghayati dan memaknai rasa syukur itu dalam segala tindakan kasih di setiap langkah kehidupan ini sehingga dunia menjadi tempat yang begitu indah dalam penghargaan dan penghormatan pada nilai-nilai keluhuran dan kebaikan.

Ada begitu banyak inspirasi batin dan sumber pencerahan jiwa yang seharusnya menggerakkan manusia pada jalan kebenaran dan kebaikan sehingga kehidupan pribadi dan kehidupan dalam komunitas semakin disegarkan dan berbuah nilai-nilai kehidupan yang menjadikan manusia semakin menghargai eksistensi manusia satu sama lain.

.... Sebuah usul diajukan kepada Perserikatan Bangsa Bangsa, agar semua Kitab Suci dari semua agama di seluruh dunia ditinjau kembali. Semua ayat yang mengarah kepada intoleransi, kekejaman atau fanatisme, harus di dihapus. Segala sesuatu yang mengurangi martabat dan kesejahteraan manusia, harus dihilangkan.

Ketika diketahui bahwa usul itu diajukan oleh Yesus Kristus sendiri, para wartawan bergegas menyerbu tempat kediaman-Nya untuk minta penjelasan lebih lanjut.

Penjelasan-Nya sederhana dan singkat saja: "Kitab Suci, seperti hari Sabat, adalah untuk manusia. Bukan manusia untuk Kitab Suci.

Mentati aturan demi aturan sejatinya belumlah cukup, apalagi aturan itu justru menjerat dan semakin tidak memanusiakan manusia. 

Permenungan batin, pengolahan jiwa, penginternalisasian diri, dan aktualisasi hidup menjadi sebuah proses yang bermakna dan berdaya guna dalam mengembangkan diri dan menjalin keutamaan-keutamaan hidup baik dengan sesama dan semesta. 

Segala aturan ada untuk menata hidup semakin harmonis dan menjadikan diri semakin penuh kasih pada diri dan sesama, terlebih semakin bisa bersyukur pada-Nya.

Illustrasi. www.jawaban.com
Illustrasi. www.jawaban.com
Sang Pencipta begitu baik dan murah hati pada manusia sehingga kelimpahan rahmat-Nya selalu mengalir setiap saat pada manusia. 

Ada sebuah keteladanan besar yang diberikan-Nya, yang seharusnya juga menjadi pembelajaran dan teladan bagi manusia untuk senantiasa berlaku baik pada diri dan sesama sehingga kedamaian dan kesejukan batin selalu menyelimuti kehidupan di dunia ini.

Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing, apakah hidup kita terjerat dalam berbagai aturan yang semakin membelenggu perbuatan baik kita? Ataukah, hidup kita semakin memanusiakan manusia dengan penuh kasih pada diri dan sesama? Pastinya, tidak ada alasan untuk kita, untuk tidak berbuat baik dan bajik.

Illustrasi Kembali ke Kandang. www.cfo.com
Illustrasi Kembali ke Kandang. www.cfo.com
@ Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun