Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali ke Kandang (33): Mari Membuat Keputusan atas Hidup Kita!

22 September 2021   18:18 Diperbarui: 22 September 2021   18:20 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. stock.adobe.com

Hidup dalam dilema menuntut manusia pada kemampuan untuk mengambil risiko dan membuat keputusan dengan bijak dan akurat.

Dilema dalam kehidupan merupakan sebuah situasi yang menegangkan budi dan hati sehingga dibutuhkan keberanian, kecerdasan, dan kematangan pribadi dalam membuat keputusan karena ada dampak yang mengikutinya. Serasa makan buah simalakama, situasi dalam dilema serasa memberikan kesempatan tanpa pilihan yang terang dan menguntungkan, semua pilihan merugikan dan membahayakan.

Komandan tentara pendudukan berkata kepada kepala desa di pegunungan: "Kami yakin, kamu menyembunyikan seorang pengkhianat di kampungmu. Jika kamu tidak menyerahkannya kepada kami, dengan segala cara kami akan menyiksamu bersama dengan penduduk desamu."

Kampung itu memang menyembunyikan seseorang yang tampaknya baik, tidak bersalah serta disayang semua orang. Tetapi apa daya kepala desa itu, kalau keselamatan seluruh kampungnya terancam?

Dilema sejatinya merupakan kesempatan bagi setiap pribadi untuk masuk belajar masuk dalam keheningan dan mengolah seluruh daya jiwa untuk mengenali dan mengendapkan segala kemungkinan dalam hidup, terlebih di saat harus menghadapi berbagai kesulitan. 

Koreksi batin, pengendapan diri, pemaknaan atas pengalaman, dan membangun komitmen diri pada kebenaran merupakan sebuah proses yang begitu berguna dan bermakna dalam mengusahakan kematangan budi dan hati.

Illustrasi. www.quickanddirtytips.com
Illustrasi. www.quickanddirtytips.com
Kematangan budi dan hati senantiasa akan mengantar manusia pada nilai-nilai keutamaan dalam hidup, yakni mampu menginternalisasikan dan mengaktualisasikan karya Sang Ilahi dalam setiap peristiwa kehidupan.

..... Dua puluh tahun kemudian seorang nabi melewati desa itu dan langsung pergi menemui kepala desa. Katanya: "Apa yang telah engkau lakukan? Orang itu ditunjuk oleh Tuhan menjadi penyelamat negeri ini. Dan ia telah kau serahkan untuk disiksa dan dibunuh."

"Tidak ada jalan lain!" kata kepala desa membela diri. "Pastor bersama saya telah mencari pesan dalam Kitab Suci dan berbuat sesuai dengan pesan itu."

"Itulah kesalahanmu!" kata sang nabi. "Engkau mencari-cari dalam Kitab Suci. Seharusnya engkau juga mencari jawaban dalam matanya."

Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing, apakah kita terlalu sibuk dengan segala pembenaran-pembenaran diri atas segala keputusan dalam hidup, terlebih di saat menghadapi situasi sulit? Atau, justru kita berani masuk dalam kedalaman jiwa bersama Sang Pencipta dalam memaknai segala pengalaman hidup ini sehingga pada waktunya memberikan kekuatan dan kebijaksanaan yang mampu menangkap kehendak-Nya.

Illustrasi Kembali ke Kandang. www.christiantoday.com
Illustrasi Kembali ke Kandang. www.christiantoday.com
@ Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun