Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali ke Kandang (32): Mari Bertolak ke Kedalaman Jiwa!

21 September 2021   18:18 Diperbarui: 21 September 2021   18:19 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. leoagung.or.id

Kebijaksanaan sungguh-sungguh merasuk ke kedalaman jiwa mendarahdaging seiring dengan seluruh hembusan nafas kehidupan yang menggerakkan seluruh langkah setapak demi setapak mengukir sejarah kebaikan dan kebajikan.

Kehidupan ini sungguh penuh makna dengan segala keajaiban dan kenyataan yang selalu terukir dalam setiap detik kehidupan manusia. Setiap hembusan napas merupakan sebuah keajaiban makna tentang kehidupan yang sungguh kaya dan patut disyukuri. Setiap langkah kaki setapak demi setapak adalah sebuah kenyataan tentang nilai-nilai kehidupan ini sungguh nyata dan berkarya dalam setiap lembar kehidupan.

Seorang pencari kebijaksanaan menghampiri seorang murid dan bertanya dengan penuh hormat: "Apa makna hidup manusia?"

Murid itu lalu mempelajari tulisan Gurunya dan dengan yakin menjawab dengan kata-kata sang Guru sendiri: "Hidup manusia tidak lain daripada ungkapan kelimpahan Tuhan."

Ketika pencari kebijaksanaan itu bertemu dengan sang Guru sendiri, ia mengajukan pertanyaan yang sama. Sang Guru menjawab: "Aku tidak tahu."

Betapa dalamnya makna kehidupan ini menggiring manusia pada rasa rendah hati yang mendalam pula untuk selalu belajar memaknai kehidupan ini setiap saat, kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaaan apapun. 

Pemaknaan atas hidup ini tak akan pernah berhenti sepanjang hayat untuk selalu berkembang dalam kedalaman hati dan budi sehingga manusia senantiasa mampu mengusahakan kebijaksanaan dalam setiap langkah kehidupannya bersama sesama dan di hadapan Sang Pencipta.

Illustrasi. www.sharonspano.com
Illustrasi. www.sharonspano.com
Sang guru sejati terus menyelami kehidupan ini dalam proses belajar dan terus belajar tentang makna kehidupan yang begitu luas dan dalam bersama dengan segala dinamika dunia dan semesta. 

Keilahian dan keluhuran Sang Pencipta menjadi sebuah kesempatan untuk selalu berproses dalam keheningan, kebersahajaan, kasih, keteladanan, dan nilai-nilai luhur kehidupan.

Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali ke dalam diri kita masing-masing dalam memaknai kehidupan ini. Sudah puaskah dengan segala kata-kata inspiratif yang terurai dalam berbagai sumber tulisan? Atau, justru lebih dalam bertolak pada pemaknaan hidup sepanjang hayat yang berdampak pada perkembangan diri, relasi baik dengan sesama dengan penuh kasih dan kebaikan, serta relasi mendalam penuh rahmat dengan Sang Ilahi. Saat ini belumlah terlambat untuk membangun habitus baik dalam pemaknaan kehidupan. Mari masuk dalam keheningan jiwa.

Illustrasi Kembali ke Kandang. 4lpi.com
Illustrasi Kembali ke Kandang. 4lpi.com
@ Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun