Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (70): Melawan Arus Deras Kehidupan, Menjadi Manusia Berkualitas

17 September 2021   04:05 Diperbarui: 17 September 2021   04:11 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. style.tribunnews.com

Jangan takut melawan arus, ingatlah, sebuah layang-layang dapat terbang karena menentang, bukan mengikuti arah angin. (H. Mabie)

Kehidupan ini merupakan perjalanan panjang menelusuri segala jalan kehidupan yang melibatkan segala daya pikir, daya rasa, dan daya berperilaku yang pada akhirnya mentalitas dan karakter diri harus menjadi ujung tombak dalam segala perjuangan hidup. 

Jatuh, bangun, bangkit, dan berjuang menjadi nada-nada kehidupan yang menghiasi segala dinamika sehingga menjadi irama kehidupan yang harus dimainkan dengan apik dan elegan demi kehidupan yang bermakna dan berdaya guna bagi sesama dan semesta. 

Jalan menanjak atau menurun, halus atau terjal, lurus atau berlika-liku, adalah realita kehidupan yang harus tetap dijalani manusia. Justru karena itulah, manusia mesti memiliki harapan dan perjuangan untuk menapaki segalanya itu.

Tatkala manusia jatuh dalam kelemahan diri, maka seluruh jiwa dan raganya pun akan dengan mudah terseret arus kehidupan yang pada akhirnya menjadikan hidupnya hambar, jenuh, susah, dan penuh ratapan tanpa tindakan menata langkah ke depan. Ketika manusia jatuh dalam kelekatan diri, maka seluruh jiwa dan raganya pun terseret pada nafsu dan egoisme diri yang siap menghalalkan segala cara untuk mencapai kepuasan diri dan kenikmatan duniawi yang sesaat dan siap menjerumuskannya pada kegelapan hidup. Saat manusia jatuh pada kesombongan diri, maka seluruh jiwa dan raganya pun akan terseret pada kebutaan nurani dalam kehidupan ini sehingga pada saatnya kehilangan rasa peduli dan toleransi karena egoisme diri menjadi ukuran kebenaran satu-satunya.

Saat dunia sedang berjalan mantap mengandalkan kehebatan akal budi yang mampu merangkai berbagai terobosan dalam kehidupan, mari masuk ke dalamnya dan berpikir kritis atas semua kemajuan-kemajuan itu. 

Kecanggihan teknologi serasa menjadi kehidupan tersendiri yang penuh kemudahan dan kemewahan sehingga realita kehidupan nyata dalam berbagai perjumpaan sosial dan moral mulai terpinggirkan. 

Inilah titik penting untuk mulai berpikir kritis dengan bijak masuk dalam kecanggihan teknologi yang mampu menembus batas ruang dan waktu.

Illustrasi. www.dunia-perairan.com
Illustrasi. www.dunia-perairan.com
Melawan arus dalam kecanggihan teknologi bukanlah mengabaikan dan menolaknya, namun justru masuk ke dalamnya dan menyelaminya serta berenang ke dalam segala fitur-fitur teknologi, lalu berlaku bijak atas semua itu dengan menempatkan diri dalam keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata. Ini penting dan keren. 

Banyak orang terseret arus dunia maya, jari-jemari dan segala perhatian pikiran-perasaan tercurah pada segala fitur menarik yang ditawarkan sehingga kedekatan personal secara langsung mulai tergantikan dengan segala komunikasi jauh mendekat, yang dekat menjauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun