Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (50): Mengupayakan Kejujuran dalam Paradigma Kebajikan

14 Agustus 2021   04:05 Diperbarui: 14 Agustus 2021   04:10 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. www.dawn.com

Kejujuran adalah kebijakan yang paling baik. (Miguel de Cervantes)

Kejujuran merupakan buah dari pengolahan hati dan budi atas segala kontemplasi hidup yang menggerakkan seluruh jiwa pada kuasa dan kebaikan Sang Pencipta sehingga dengan tulus dan sadar pribadi berkomitmen untuk melakukan kebaikan dan kebajikan. 

Kejujuran juga sekaligus proses pengolahan nurani terus-menerus membangun habitus dalam sebuah siklus tak terputus dalam konteks kehidupan yang penuh daya, pengalaman yang begitu memperkaya diri, refleksi diri yang mengendapkan segala makna, aksi dalam tindakan dan komitmen yang begitu nyata, dan evaluasi diri yang menjadi kesempatan menimbang hidup yang lebih baik.

Sebagai sebuah proses kehidupan, kejujuran ada dalam hiruk-pikuk kehidupan dengan segala problematika dan dinamika dalam jejaring relasi yang ada. Banyak pilihan-pilihan dalam hidup, kejujuran menjadi salah satu pilihan dalam menjalani kehidupan dengan segala tutur kata dan jejak langkah segala tindakan. 

Konteks kehidupan ini akan membentuk pengalaman diri sebagai hasil dari keputusan diri, setidaknya mau jujur atau justru mengabaikannya demi sesuatu yang ingin dicapai. Pengalaman demi pengalaman dalam hidup menjadi tumpukan segala pikiran, perasaan, dan perbuatan yang mengarah pada kebajikan atau sebaliknya.

Illustrasi. www.dawn.com
Illustrasi. www.dawn.com
Refleksi, aksi, dan evaluasi diri menjadi fase dalam hidup untuk melihat kembali semua pengalaman hidup dalam keheningan jiwa, menyadari segala pengalaman, mengoreksi batin, dan mengendapkan nilai-nilai kehidupan yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi hidup selanjutnya, serta membangun komitmen hidup atas dasar kebajikan dan kebijaksanaan. 

Fase ini begitu mengesankan sebagai kesempatan memaknai dan mengembangkan kualitas kehidupan karena ada pengolahan diri yang sangat kolaboratif, kontekstual, dan pastinya mendalam. Inilah proses membangun rumah diri yang merupakan tempat dan kesempatan untuk membangun berbagai relasi yang menghidupkan hidup.

Dalam dinamika kehidupan ini setidaknya manusia dihadapkan pada berbagai bentuk relasi yang senantiasa harus dijalani dan diolah dengan ketulusan hati dan kejernihan budi. Relasi yang utama dan pertama adalah relasi mendalam dengan Sang Pencipta sebagai awal dan akhir kehidupan yang sekaligus pencurah rahmat dan anugerah begitu besar dan agung. 

Tanpa relasi ini, kehidupan senantiasi menjadi sebuah musim gersang tandus yang kehilangan benih-benih kehidupan yang siap tumbuh subur dan juga tiada air yang menyegarkan jiwa. Dalam komunikasi yang tulus dan mendalam, ada kejujuran berkomunikasi yang tak terelakkan sehingga manusia tak bisa menyembunyikan apapun dari-Nya karena Dia maha tahu dan mengerti segalanya.

Illustrasi. www.apa.org
Illustrasi. www.apa.org
Relasi dengan pribadi atau diri sendiri menjadi sebuah kesempatan yang sangat baik dan mendukung untuk selalu jujur pada pikiran, nurani, dan tindakan sehingga ada kesadaran penuh untuk melihat hidup yang lalu dan menata hidup ke depan. Jujur pada diri sendiri, melihat segala kekurangan dan kelebihan diri, adalah sebuah sarana yang tepat untuk menyadari diri seutuhnya, memilih dan memilah sisi hidup yang memberikan inspirasi dan motivasi ke depan, dan pada akhirnya merancang hidup ke depan dalam keseimbangan jiwa yang memberikan perkembangan pribadi yang menyeluruh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun