Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (44): Mengupayakan Rasa Hormat pada Diri dan Sesama sebagai Kebutuhan Dasar

8 Agustus 2021   04:04 Diperbarui: 8 Agustus 2021   05:24 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi. agromediagroup.com

Memiliki rasa hormat pada diri sendiri akan membimbing moral kita; memiliki rasa hormat terhadap orang lain akan menjaga sikap sopan santun kita. (Laurence Sterne)

Rasa hormat merupakan komitmen diri pada kehidupan untuk mengedepankan harkat dan martabat sebagai acuan dalam menyikapi diri dan bersikap pada sesama. Tanpa rasa hormat itu, senantiasa kehancuran diri perlahan-lahan terjadi hingga akhirnya sampai pada ketidakberdayaan untuk memilah kebaikan dan kebajikan dalam kehidupan ini. Lebih dari itu, tanpa rasa hormat dalam relasi dengan sesama akan mengantarkan pribadi pada potret diri yang gelap dalam sudut pandang sosial dan moral.

Seperti apapun keadaan diri dengan jiwa dan raga yang ada adalah sebuah anugerah terbesar dalam hidup dari kuasa Sang Ilahi. Menghargai diri merupakan tindakan bijak menerima anugerah itu lewat segala daya upaya menerima dan mengembangkan diri untuk kehidupan yang lebih baik. 

Kehidupan dan masa depan menjadi lebih baik sejatinya berangkat dari dalam diri setiap pribadi dalam mengoptimalkan potensi diri. Semua manusia memiliki potensi untuk maju dan berkembang.

Illustrasi. www.successconsciousness.com
Illustrasi. www.successconsciousness.com

Manusia memiliki akal budi yang mampu mengolah segala informasi dan melahirkan berbagai ide dalam opini dan realita. Kekuatan akal budi sesungguhnya begitu dahsyat karena mampu menembus batas ruang dan waktu dalam jejaring kehidupan yang begitu kompleks dan rumit. 

Buah-buah pikiran tak akan pernah habis, selalu berbuah setiap saat tatkala manusia mau berpikir dan memikirkan kehidupan sehingga inspirasi lahir dan turun menjadi motivasi dan aksi yang menghidupkan kehidupan setiap pribadi. 

Kemampuan positif merawat akal budi lewat sumber-sumber lisan dan tertulis menjadi hal yang fundamental untuk memiliki pikiran yang sehat dan positif pula dalam kehidupan ini.

Manusia memiliki hati yang mampu mengolah segala kondisi dan melahirkan berbagai rasa dalam mengapresiasi realita kehidupan ini. Hati yang selalu terolah senantiasa memberikan kekuatan untuk proaktif dan produkif yang positif atas segala kenyataan kehidupan. 

Perhatian, empati, simpati, penerimaan diri, penguasaan diri, ekspresi diri, dan segala rasa positif akan mampu memberikan corak dan karakter pada diri dalam menjalani hidup dengan lebih positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun