Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (36): Memperkaya Jiwa untuk Dunia yang Penuh Makna

23 Juli 2021   04:04 Diperbarui: 23 Juli 2021   16:32 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Milikilah lebih banyak daripada yang Anda tunjukkan, berbicaralah tidak sebanyak yang Anda ketahui. (William Shakespeare)

Hidup terkadang menjadi seni membawakan diri dalam berbagai situasi hidup yang datang tiba-tiba ataupun datang dalam sebuah kerangka cerita yang sudah direncanakan. Seni membawakan diri dalam tatanan sosial dan moral bersama sesama menjadi sebuah kebutuhan dasar sehingga pribadi mampu beradaptasi dan berkolaborasi dalam keragaman pribadi yang unik secara jiwa dan raganya.

Hidup senantiasa menjadi sebuah pertunjukan karakter yang harus dipastikan dalam setiap situasi yang melibatkan kesatuan hati dan budi dalam kolaborasi jiwa dan raga yang selaras.

Manusia mempunyai kesempatan yang begitu dalam dan luas untuk mengupayakan kekayaan diri dalam nilai-nilai luhur pengembangan jiwa yang menghidupkan harapan hidup ini.

Setiap detik yang terus berjalan dan mengalir memberikan kesempatan pada setiap pribadi untuk melihat, meresapi, merenungkan, mengolah, menata, menginternalisasikan dalam diri, dan pada akhirnya memiliki kekayaan rohani untuk menapaki dan menjalani hidup dengan sebuah kesadaran dan keyakinan yang optimis.

Niat dan kemauan diri untuk selalu menyadari eksistensi diri dalam setiap detik kehidupan adalah sebuah senjata ampuh untuk menjadi kaya dalam nilai-nilai kehidupan yang memotivasi dan menginspirasi diri.

Illustrasi. www.impacttalks.org
Illustrasi. www.impacttalks.org
Kekayaan rohani yang teresap dalam kedalaman dan kedewasaan jiwa menjadi benih yang unggul dalam menumbuhkan akar, batang, dan daun kehidupan sehingga sebuah harapan besar akan menghasilkan buah-buah kehidupan bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Semangat kasih, rendah hati, empati, bijaksana, dan segala nilai-nilai baik yang merupakan buah-buah pohon kehidupan yang akan menjadikan dunia tetap teduh, segar, asri, dan memberikan inspirasi baik untuk siapapun dalam sejuta kebaikan.

Dunia saat ini sedang membutuhkan nilai-nilai kehidupan, inspirasi-inspirasi jiwa, perbuatan-perbuatan baik, dan komitmen-komitmen pada kebenaran seiring dengan semakin hancurnya tatanan sosial dan moral karena keegoisan, merasa paling benar, brutalisme, radikalisme, anarkisme, sadisme, dan segala pemikiran-perbuatan yang destruktif.

Berbuat baik, sejatinya tetaplah menjadi perbuatan baik yang didorong dari ketulusan rohani tanpa berharap imbalan atau balasan apapun dari siapapun. Perkataan dan tindakan baik yang keluar dari setiap pribadi senantiasa menjadi aksi tulus dan ikhlas yang menjadi hasil pengolahan batin dan nurani terdalam bagi semakin luhurnya dunia dan semakin dihargainya nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap pribadi di dunia.

Di balik perbuatan baik yang tulus pada sesama dan semesta, sesugguhnya ada pikiran dan hati yang begitu luhur dan agung di dalam diri, yang begitu kaya akan kedewasaan jiwa sebagai manusia yang seutuhnya dan sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun