Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (30): Membangun Hidup Doa sebagai Kolaborasi Kegembiraan

17 Juli 2021   04:04 Diperbarui: 17 Juli 2021   04:29 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita berdoa kalau kesusahan dan membutuhkan sesuatu; mestinya kita juga berdoa dalam kegembiraan besar dan saat rezeki melimpah. (Kahlil Gibran)

Doa adalah sebuah kesempatan yang agung untuk selalu berkomunikasi dengan Sang Pencipta dalam suka maupun duka, di kala berhasil ataupun gagal, saat hati gembira dan juga sedih yang merundung dalam kalbu. Doa bukan semata-mata menjadi kewajiban yang menakutkan dan penuh tuntutan untuk dilaksanakan karena ada bayang-bayang dalil yang tampaknya rasioanal mengekang pikiran dan hati manusia. Sesungguhnya doa menjadi sebuah pilihan hidup yang membahagiakan dan menenangkan jiwa untuk bercerita dan berkomunikasi pada Sang Maha Agung.

Dinamika kehidupan manusia terkadang menyeret manusia pada arus yang penuh lupa, yang terkadang menenggelamkan manusia pada ketergantungan dunia dalam segala gaya hidup yang mengglamorkan jiwa dan cara pikir yang menyombongkan logika dan kebenaran semu di belakangnya. Dinamika kehidupan juga terkadang menyesatkan manusia dalam sebuah petualangan hidup yang mengatasnamakan segalanya dengan perjalanan mencari kebenaran dan makna. Perjalanan panjang yang begitu jauh melintasi segala lika-liku kehidupan dalam tempo dan irama pengalaman yang terkadang kehilangan nada dan syairnya. Sungguh, semuanya menjadi warna kehidupan manusia yang sudah kehilangan warnanya.

Illustrasi. www.focusonthefamily.com
Illustrasi. www.focusonthefamily.com
Manusia di puncak jayanya begitu bahagia dengan pencapaian dan aroma suka cita yang menggurat senyum dan ceria setiap saat. Jiwa dan raga terasa selalu tergugah untuk berkarya dan berkarya memastikan kejayaan rasa itu tidak lewat begitu saja dan menjauh dari kehidupan. Masa jaya dalam kehidupan memberikan keindahan dan pesona yang menyegarkan harapan dan asa yang selalu memberi air kesegaran hidup yang melegakan. Namun masa jaya juga seringkali menutup kesadaran jiwa dan raga pada kasih dan kesetiaan Sang Pencipta yang tak pernah lepas menjaga manusia di kala apapun. Sang Pencipta tak pernah tidur di saat manusia lelah, lemah, abai, bahkan tersesat dalam belantara kehidupan.

Manusia di lembah kehidupan yang penuh duka dan curamnya kehidupan seringkali mengembalikan kesadaran dan asal-muasal manusia diciptakan. Dalam kesusahan itu, manusia akan jatuh pada rengekan dan rintihan pada Sang Pencipta untuk memohon keringanan beban hidup, bantuan segar keluar dari kesusahan, dan kejayaan kembali dalam hidup. Mentalitas peminta-minta begitu lekat dalam doa di kala manusia jatuh pada kesusahan hidup yang terjebak pada pasungan jiwa dan raga. Bahkan begitu keras dan ketatnya kesusahan hidup, manusia dengan tanpa rasa malu begitu memaksa Sang Pencipta untuk menjadi penolong seutuhnya. Doa dalam kesusahan terasa merampok tanpa nurani demi menyelamatkan diri pada harga diri.

Illustrasi. www.guideposts.org
Illustrasi. www.guideposts.org
Doa sejatinya kembali pada hakiki dalam penyelenggaraan ilahi. Doa bukanlah sebuah kesempatan untuk meminta, mengemis, memaksa, bahkan merampok bantuan. Doa adalah sebuah kesempatan untuk membangun relasi pada Sang Ilahi dalam suka dan duka. Bahkan dalam kejayaan yang menggembirakan dan rejeki yang melimpah, sesungguhnya itu adalah kesempatan yang baik untuk menjalin kebahagiaan rohani dalam puji dan syukur atas kebaikan dan kemurahan hati Sang Pencipta. Doa dalam rasa syukur dan pujian merupakan bagian dari kedewasaan rohani yang mengantarkan manusia pada kedalaman iman.

Pada akhirnya, kita sebagai manusia senantiasa membangun kesadaran rohani dalam pengolahan doa yang menghidupi hidup dengan selalu berelasi dengan Sang Pencipta dan meletakkan-Nya dalam setiap aliran darah kehidupan. Doa menjadi kolaborasi kegembiraan jasmani dan rohani dalam suka maupun duka dalam sebuah komunikasi ilahi yang berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan sepanjang hayat. Damai.

Illustrasi Menulis Makna. unsplash.com
Illustrasi Menulis Makna. unsplash.com
@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun