Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (15): Berkomitmen pada Kebenaran demi Hidup yang Bajik dan Bijak

28 Juni 2021   06:06 Diperbarui: 28 Juni 2021   06:54 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. ourdailybread.org

Kebenaran ini hanya bisa dihayati oleh mereka yang sadar. Mereka yang tidak sadar akan mendengarnya, namun mereka tidak menghayatinya. (Lao Tze)

Kebenaran menjadi sesuatu yang sangat mahal di dunia ini ketika manusia mulai menciptakan kebenaran-kebenarannya sendiri sesuai dengan isi kepalanya, kemauan hatinya, dan pastinya kebutuhan yang menguntungkan dirinya sendiri. Di luar kepentingan dirinya sendiri adalah sebuah pengingkaran pada kebenaran. Dalam perjalanan peradaban yang terus mengalir deras ini, kebenaran menjadi jajanan swalayan yang bisa diambil sesuka hati. Ironis.

Mulut tercipta sejatinya untuk kebaikan yang mengarahkan manusia pada kebajikan diri dan sesama sehingga dunia membangun peradaban penuh kasih dan harapan saling menopang dalam untung dan malang, suka maupun duka. Pada mulut pula sesungguhnya bersandar keberlangsungan kebenaran yang terus mengalir menelusuri setiap hati dan budi manusia di dunia ini membentuk kesatuan tentang pemahaman harkat dan martabat manusia yang harus selalu dijaga dan diusahakan.

Dunia menangis, peradaban porak poranda, semesta termenung lesuh, menjadi isyarat mulai terlelapnya kebenaran dalam gelapnya akal budi dan hati manusia. Aliran kata-kata yang menjerumuskan terus-menerus membanjiri dunia yang tak bisa dibendung lagi oleh moral, etika, dan keyakinan luhur. Euforia dunia tumpah ruah dalam kebrutalan sadis pada sesama, kebohongan yang tak mengenal malu, dan kerakusan yang menggerus nurani demi kebahagiaan dan kebanggaan semu belaka.

Ilustrasi. www.amazon.com
Ilustrasi. www.amazon.com
Kesadaran manusia harus segera bangun dan bangkit dalam tidur panjang yang sudah dirasuki mimpi-mimpi buruk tentang dunia yang terkadang diselimuti kisah-kisah heroik yang semu. Kesadaran daya jiwa manusia harus segera dibangun dalam kolaborasi sinergis akal budi, hati nurani, perilaku, dan komitmen pada kebenaran dengan segala risiko dan tantangannya. Tidak mudah menjadi benar dalam euforia peradaban yang keluar dari etika dan moral, yang benar bisa dianggap aneh dan terasing, bahkan dimusuhi oleh banyak orang. Itulah dunia terbalik, yang membalik kebenaran demi keuntungan pribadi yang dibalut egoisme dan sadisme.

Kesadaran untuk kebenaran terkadang harus menembus tembok kebebalan manusia, yang mempercayai sesuatu yang menyesatkan sebagai kebenaran. Kesadaran untuk kebenaran juga harus menangkis silat lidah yang bermain dengan kata-kata seolah-olah kebenaran telah disampaikan dari dalil-dalil yang tak terbantahkan. Kesadaran itu harus segera lahir dan tumbuh berkembang dalam ketulusan dan kemauan yang jujur pada kebenaran yang haikiki.

Mau mendengarkan banyak hal, mau membaca berbagai sumber belajar kehidupan, mau melihat kenyataan dunia, mau terjun dalam keterlibatan moral dan sosial, adalah bentuk rasa rendah hati manusia untuk menyerap, merenungkan, dan menginternalisasikan kebenaran dalam seluruh sanubari. Rendah hati untuk belajar pada dunia merupakan modal dasar bagi manusia menuju kebenaran dalam penghayatan dan pengolahan batin.

Tanpa proses ini, yang terjadi adalah bualan tentang kebenaran yang merangkai cerita dongeng belaka. Tanpa kesadaran yang hakiki, kebenaran hanya menjadi teori dan dengan sendirinya pergi tanpa ada bekas dalam tindakan dan perilaku. Kebenaran tanpa penghayatan dan implementasi sesungguhnya mati. Mari membangun kesadaran diri dengan rendah hati, percayalah semesta dan Pencipta akan menghantarkan kita pada realita kehidupan yang bijak dan penuh kebajikan. Kebenaran tak boleh pergi.

Ilustrasi Menulis Makna. www.inc.com
Ilustrasi Menulis Makna. www.inc.com

@Menulis Makna: adalah sebuah uraian untuk mencecap kehidupan yang begitu agung dan mulia ini. Hidup ini penuh dengan makna sebagai kristalisasi pengalaman dan refleksi untuk menjadi inspirasi bagi diri sendiri, sesama, dan semesta. Menulis Makna akan menjadi sejarah perjalanan makna kehidupan yang selalu abadi, tidak hilang ditelan badai kehidupan yang merusak peradaban manusia. Menulis Makna, menulis kebijaksanaan hidup. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun