Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (11): Berpikir dan Bertindak Positif atas Kesalahan dalam Hidup

23 Juni 2021   07:07 Diperbarui: 23 Juni 2021   07:57 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menulis Makna. www.dougdickerson.net

Betapa beruntungnya seseorang, apabila kapan saja orang tersebut membuat kesalahan, orang lain pasti akan mengetahuinya. (Confusius)

Kesendirian bisa menjadi sebuah kekuatan ketika orang masuk dalam keheningan jiwa dan kejernihan pikiran untuk menemukan kebijaksanaan hidup yang menguatkan jiwa dan raganya dalam setiap hembusan nafasnya. 

Kesendirian terkadang menjadi kebutuhan pokok bagi manusia untuk menata kembali segala mozaik kehidupan yang berlalu sehingga menjadi sebuah gambaran teropong kehidupan yang lebih baik. Namun, kesendirian bisa juga menjadi sebuah egoisme diri yang lari hiruk-pikuk kehidupan, yang enggan terlibat dalam relasi dengan sesama dan semesta. Manusia kerdil hati dan pikiran akan bertumbuh di dalamnya.

Kebersamaan dalam sebuah relasi dan interaksi komunitas apapun pasti tak terelakkan sebagai manusia normal yang tetap membutuhkan pengembangan jiwa. Kebersamaan menjadi sebuah tantangan yang tak akan pernah berhenti dalam hidup ini, kecuali manusia menjauhkan diri dari peradaban dan tinggal dalam kepicikan dan kekerdilan diri di "pulau" yang tandus.

Hidup bersama dengan orang lain tak akan lepas dari persepsi, apresiasi, dan aksi pada orang lain dan juga terhadap diri kita sendiri. Itu adalah bagian dari membangun ikatan batin yang terabstraksi dalam benang merah kehidupan yang memberikan harapan, kekuatan, dan penghiburan yang menyegarkan segala sum-sum kehidupan.

Ilustrasi. www.franksonnenbergonline.com
Ilustrasi. www.franksonnenbergonline.com
Kesalahan memberikan reaksi yang begitu kuat bagi manusia untuk menutupinya agar orang lain tidak melihat kesalahan itu. Kesalahan dipandang sebagai sebuah aib bagi banyak orang, yang bisa menghancurkan harga diri dan reputasi. 

Kesalahan menjadi sebuah monster mengerikan yang mampu melahap segala harapan dan idealisme diri. Ketika orang lain mengetahui atau malah menunjukkan kesalahan kita, malu bahkan amarah dapat menjadi reaksi atas semua itu. Betapa mengenaskan bagi kesalahan, yang harus dibuang dalam kegelapan peradaban yang terus disekap dalam penolakan dan kebohongan manusia.

Kerendahan hati, kebesaran jiwa, dan kematangan akal budi dalam memandang diri dan berelasi dengan sesama dan semesta adalah senjata ampuh untuk melihat kesalahan sebagai anugerah dalam hidup. Kesalahan sejatinya menjadi sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. 

Kesalahan yang terus-menerus disimpan rapat-rapat hanyalah mengantar pribadi pada stagnasi kepribadian dan menjadikannya tidak matang dalam berpikir, bernurani, dan bertindak dalam segala dinamika kehidupan ini. 

Sudah waktunya, kesalahan yang terjadi menjadi media untuk instropeksi diri, eksplorasi diri, dan berkreasi untuk hidup yang lebih baik. Sebuah kebijaksanaan nyata, dalam hidup sejatinya manusia tidak berbuat kesalahan, namun tatkala harus mengalami kesalahan, siap membuka diri untuk diperbaiki dan memperbaiki setiap saat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun