Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Makna (8): Meluangkan Waktu untuk Membangun Waktu Luang

5 Juni 2021   09:09 Diperbarui: 5 Juni 2021   09:47 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu luang adalah tanggung jawab yang paling menantang yang dapat diberikan kepada manusia. (William Russell)

Waktu luang adalah sebuah kesempatan untuk memilih bagi manusia untuk meluangkan pikiran, hati, dan tindakannya dalam pusaran idealisme atau kehampaan belaka tanpa ada asa dan rasa. Waktu luang sesungguhnya bukanlah waktu yang harus dibuang begitu saja seiring putaran jarum jam dari detik menuju menit dan menit merangkai jam lalu seterusnya menata waktu yang tak bisa dihentikan oleh siapapun karena waktu akan terus berlalu menembus segala batas-batas kehidupan. Waktu luang adalah waktu untuk berjuang.

Manusia harus memilah dan memilih dalam segala euforia kehidupan sehingga bisa memberikan nilai dan makna pada segala sesuatu dalam setiap sisi-sisi kehidupan ini. Manusia tak pernah bisa mengelak dari putaran waktu selama nafas masih berhembus dan darah terus mengalir yang menandakan raga dan jiwa ada dalam satu kolaborasi apik membangun keselarasan. 

Oleh karena itu, waktu luang adalah waktu yang sangat tepat untuk membangun hidup yang bertanggung jawab dengan harapan, semangat, dan kegigihan. Waktu luang bukanlah waktu untuk meletakkan kemalasan bagi jiwa dan raga, mengabaikan hidup yang penuh petualangan.

Ilustrasi. www.bbc.com
Ilustrasi. www.bbc.com
Waktu luang bukan pula sebuah kesempatan untuk lari dari prioritas diri, keluarga, komunitas, ataupun pekerjaan. Waktu luang menjadi bonus berharga dalam kehidupan untuk menyegarkan dan mengembangkan jiwa agar semakin mencintai segala prioritas hidup itu sehingga semakin mendarah daging dalam setiap sum-sum kehidupan yang menggetarkan kasih dan harapan. Sudah sepatutnya manusia bersyukur karena punya waktu luang, di sanalah kesempatan untuk melihat kembali segala pikiran, tutur kata, perasaan, nurani, dan perilaku lalu menatanya kembali dalam optimisme dan idealisme yang menghidupkan.

Pada akhirnya tantangan terhebat bagi manusia dalam hidup adalah meluangkan jiwa dan raga untuk menjadikan waktu luang sebagai peluang untuk berjuang membangun ruang-ruang kasih sejati. Waktu luang bukan hanya untuk terbaring malas mengendorkan seluruh jiwa dan raga yang menjadikan buntu segala kreasi dan inovasi diri. 

Tantangan itu harus diambil bagi setiap orang, untuk aktif dinamis belajar mengembangkan kemampuan diri yang menjadikan manusia memiliki daya pembeda. Tantangan juga harus diambil demi menjalin relasi yang menyatukan hati dan budi setiap pribadi dalam keluarga, komunitas, atau lingkungan tertentu. Tantangan itu segera diambil agar tidak kehilangan kesempatan untuk berlari maju mencapai tujuan hidup, bukan berjalan santai-santai atau malah jalan di tempat yang tak tahu arah.

Ilustrasi. www.ft.com
Ilustrasi. www.ft.com
Sesungguhnya banyak orang tidak punya waktu luang karena keadaan dan situasi hidup yang mengharuskan mereka terus mengejar uang dan uang demi tetap berjalannya roda kehidupan. 

Pagi, siang, dan malam dihabiskan dalam peluh dan keluh demi kehidupan yang layak. Banyak orang merindukan waktu luang namun tak mendapatkannya, karena mereka masih mengejar ambisi yang terkadang lupa bagaimana menghidupi hidup ini dengan sederhana dan bersahaja. 

Mari luangkan waktu dalam hidup kita ini dengan waktu luang. Mari membangun peluang pada waktu luang kita dengan ruang-ruang hati bagi diri, sesama, dan semesta. Yang sudah terlalu jauh pergi, mari pulang untuk menikmati waktu luang dengan tanggung jawab. Senyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun