Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setelah Senja (82): Fantasi Siklus Peradaban

19 Mei 2021   04:04 Diperbarui: 19 Mei 2021   04:14 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. paintingvalley.com

Pro dan kontra dalam tatanan kehidupan adalah sebuah rumus alami dalam perkembangan sebuah peradaban manusia. Pro dan kontra menjadi sebuah kekelaman tatkala kemanusiaan diabaikan dan kebinasaan menjadi akibatnya. Pro dan kontra hendaknya mengedepankan esensi kehidupan sebagai yang hakiki.

Sandi, anak yang hidup sebatangkara, mengerti bahwa hari ini akan terjadi hal besar. Setelah sekian lama penantian, hari yang ditunggu-tunggunya akhirnya datang juga. Pagi-pagi buta, langit masih padam, ia sudah bersiap-siap untuk hari besar ini. Dengan sepeda, ia pergi ke markas besar dengan membawa buku-buku taktik. Matanya berkilauan dan berbinar-binar bagaikan bintang menyiratkan harapan. Dengan semangat membara, ia mengayuh sepedanya  ke markas yang berjarak lumayan jauh.

Sandi sangat benci dengan pemerintah kerajaan Fable yang semena-mena dengan rakyat jelata. Oleh karena itu, ia bergabung dengan sebuah organisasi revolusi bawah tanah. Organisasi ini telah memberi semangat baru bagi hati kecil anak ini. Dengan segala upaya, ia berusaha untuk menyembunyikan identitasnya sebagai prajurit revolusioner. Dari pedesaan, ia bersepeda menyusuri sungai dan membabat ilalang menuju "sekolah". Mendekati menara pengawasan, anak ini langsung mengangkat kerah dan kerudungnya.

Dedaunan mulai gugur menandakan akan terjadi perang besar. Tinta pun telah tertoreh di atas kertas dalam amplop bersegel lilin. Sebentar lagi, banyak darah akan ditumpahkan ke tanah Fable. Tiba-tiba, sebuah bumerang berbentuk koma menyerempet pipi  Sandi. Dari jalan raya, sudah nampak puluhan ribu tentara Fable, bersiap meringkus pemberontak. Di sisi lain, pemimpin mereka bersantai di atas tandu sambil membaca koran.

Ilustrasi Fantasi. andeanperutreks.com
Ilustrasi Fantasi. andeanperutreks.com
Sementara itu, di bawah tanah kota Brom, para prajurit revolusi  sedang menyiapkan peledak. Peledak-peledak ini berbentuk cair dan dimasukkan ke dalam botol. Warna merah semakin terlihat menyala-nyala, menyirami ladang Fable. Sandi dipercaya untuk membawa bom, tas, dan rantai. Dengan kudanya yang cepat, mereka berdua langsung berlari menyusuri jalur bawah tanah galian pemberontak. Akhirnya, ia sampai di halaman Istana Solitude dan berdiri tepat di tengah lingkaran taman. Bom dinyalakan dan titik akan segera muncul dari perang ini. Ia pun melemparkan bom itu ke bangunan Raja dengan memutarkan rantainya.

Mayat-mayat manusia bertebaran semakin banyak dengan bau busuk menyengat di Kota Brom. Kertas-kertas pun bertebaran dari bangunan raja yang barusan meledak tersebut. Sebuah anak panah menembus dada  Sandi sehingga mengucurlah darahnya. Kursi pun dijadikan senjata dalam perang yang ketat dan sulit dimenangkan ini. Peradaban pun jatuh bangun seiring banyak kerajaan timbul dan jatuh karena pemberontakan.

*WHy-eOn

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun