Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (74): Seleksi Alam, Pejuang Kehidupan

29 April 2021   04:04 Diperbarui: 29 April 2021   04:33 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. www.istockphoto.com

Rencana Tuhan sulit ditebak dan terkadang berbeda jauh dengan rencana manusia. Kisah hidup manusia adalah sebuah rencana ilahi dalam menghantarkan manusia pada kebijaksanaan iman yang memastikan bahwa semua dinamika hidup ini ada campur tangan-Nya. Tuhan tidak tidur. 

Di sebuah desa pelosok di Maluku, hidup seorang anak yang bernama Rico. Ia hidup bersama ayah dan ketiga adiknya yang masih kecil. Mereka hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit di mana ayah Rico menjadi tulang punggung keluarganya. Rico ingin mengubah nasib keluarganya melalui pendidikan, namun ayahnya lebih setuju Rico langsung bekerja menjadi kuli. Setiap hari Rico mengendarai sepeda sejauh 50 km melaui medan yang sulit demi belajar di sekolah. Sepulang dari sekolah Rico masih harus membantu ayahnya melakukan pekerjaan rumah dan mengurus adik-adiknya hingga langit menjadi gelap. Di bawah bintang-bintang, saat yang lain terlelap, mata Rico hanya tertuju pada buku-buku pelajaran. Ia mampu menyerap semua ilmu dengan baik, seakan seorang jenius telah lahir di dunia. Ia selalu mendapat peringkat pertama di sekolah dan bisa mencetak prestasi melalui lomba-lomba mata pelajaran.

Siapa sangka seorang miskin dari sebuah desa pelosok berhasil mendapat beasiswa pendidikan di Amerika. Rico akan hidup di sana sehingga tidak akan lagi merasakan bersepeda di antara ilalang hingga menyeberangi sungai. Betapa bahagiannya Rico akhirnya bisa melangkah lebih tinggi di menara mimpinya. Sebentar lagi ia akan bisa menikmati tingginya langit. Namun, hatinya menjadi bimbang karena Rico harus meninggalkan ayah dan adik-adiknya. Tidak adil baginya jika ayahnya harus membanting tulang sendirian. Walaupun begitu, doa dan restu telah diberikan oleh ayah dan adik-adiknya. Mereka berharap agar kelak saat Rico pulang, ia bisa merevolusi kota kelahirannya.

Setelah berpamitan, Rico segera pergi ke Jakarta untuk mengurus administrasi dan beasiswa. Persetujuan diakhiri dengan menuliskan tanda tangan menggunakan tinta hitam di atas kertas perjanjian. Setiap huruf, koma, dan titik yang sudah ditulis di sana tidak bisa dibatalkan lagi. Setelah tiba di Maluku, Rico melanjutkan perjalanan dengan menumpang bis kota, ia sudah rindu kampung kelahirannya. Daun kering bertebaran di tepi jalan raya yang sepi. Tidak berapa lama kemudian tiba-tiba bis berhenti dan penumpang segera keluar karena penasaran. Di sana banyak kerumunan orang, Rico berusaha menerobos tubuh orang-orang untuk melihat apa yang terjadi. Di tengah kerumunan ada tubuh seseorang yang ditutup dengan kertas koran dengan darah bercucuran di jalanan. Rico mendengar percakapan orang di sekitar bahwa orang tersebut adalah korban tabrak lari. Betapa terkejutnya saat Rico mendekat, ternyata orang itu adalah ayahnya sendiri.

Ilustrasi. www.pinterest.com
Ilustrasi. www.pinterest.com
Hidupnya seketika berubah warna menjadi gelap dan kelabu. Rico merasa berada pada titik terendah dalam lingkaran hidupnya. Selain kehilangan ayahnya, impiannya untuk sekolah di Amerika hancur berkeping-keping. Tidak mungkin Rico meninggalkan ketiga adiknya sendirian di rumah. Ia merasa tidak ada harapan lagi karena akan terus dikekang dalam rantai kemiskinan yang dialami keluarganya. Orang di sekitar yang mengenal Rico segera membawanya duduk di sebuah halaman di dekat tempat kejadian. Mereka memberinya botol minum dan sebuah gelas, sebagian ada yang membantu menenangkan suasana hatinya.

Rico tak kuasa menahan tangis, air mata segera menetes membasahi kursi yang ia duduki. Ia membanting gelas kaca yang ada di tangannya. Hatinya terasa seperti ditusuk dengan panah yang tajam. Sungguh anak yang malang, kemiskinan membuatnya terpaksa putus sekolah demi menghidupi ketiga adik-adiknya. Bagaimanapun juga, Rico harus merelakan apa yang sudah ditulis di atas kertas perjanjian itu. Mungkin inilah yang dimaksud seleksi alam, bagi manusia yang tidak bisa beradaptasi akan hilang dalam peradaban. Oleh karena itu, Rico hanya bisa berdoa dan berjuang demi adik-adiknya, demi ayahnya. Rico harus menjadi pejuang hidup untuk keluarganya. 

*WHy-puT

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun