Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tatkala Fajar (5): Bunga, Nilai Kehidupan yang Mempesonakan Hidup

21 April 2021   04:04 Diperbarui: 21 April 2021   04:27 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. petapixel.com

Aku hidup bersama kelompokku. Banyak orang memujiku indah, cantik, dan wangi. Namun mereka tak tahu betapa sulitnya aku bertahan untuk menjadi bagian dari bumi ini. Aku harus bisa kuat untuk berdiri teguh menahan terpaan angin. Aku tak bisa melawan dan tak bisa melindungi diri, hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi nantinya. Aku sering sekali ditarik paksa hanya untuk dilihat sesaat dan kemudian tak dipedulikan lagi. walaupun sering dibegitukan, aku tetap merasakan kasih sayang dari orang-orang di sekitarku. Dari kasih sayang yang aku dapatkan itu, aku juga ingin menjadi berguna untuk yang lainnya. Aku biasa dijadikan benda yang mewarnai taman agar makin indah. Aku juga biasa dijenguk oleh temanku kupu-kupu dan ia biasa mengambil makanan yang sudah aku produksi.

Aku tak mengerti kenapa hidupku seburuk ini. Aku sering bertanya pada diriku sendiri, kenapa aku tidak abadi? Angin dengan seenaknya menerpaku. Semut merambat di sekujur tubuhku. Tak bisa bergerak untuk menikmati dunia karena adanya tangkai yang menahanku. Kalaupun aku bergerak, itu pertanda akhir hidupku. Kenapa? Karena tak ada lagi asupan makanan untukku. Hanya sengat matahari yang memancar yang akan membuatku berwarna coklat kehitaman. Warna ini menandakan bahwa aku sudah tak berguna lagi dan kumpulan lidi tajam akan menggiringku pada teman-temanku yang senasib denganku.

Aku senang karena banyak orang menyukaiku. Aku senang karena bisa bermanfaat untuk orang lain. Aku memiliki banyak teman. Teman-temanku adalah kupu-kupu yang cantik, burung yang bersuara merdu, rumput hijau, pohon yang gagah, lebah yang pemberani, dan lain-lain. Aku senang karena banyak orang memujiku indah. Aku senang aku tak melukai orang lain  dengan tidak memiliki duri. Aku senang bisa menjadi barang yang membuat tempat di sekelilingku indah. Membuat sekelilingku indah dan enak dipandang orang adalah kebahagiaan untukku.

Setiap kali aku merenung sendiri, aku selalu berdoa dan menyampaikan segala harapanku pada Tuhan. Aku percaya bahwa Tuhan itu adil. Aku berharap untuk bisa hidup lebih lama lagi. Aku ingin menjadi berkat untuk orang lain dengan membuat mereka terlihat indah.  Aku tentu punya harapan, aku ingin menjadi pribadi yang kuat yang tak mati ketika angin kencang datang meniupku. Yang tak kering ketika sang surya sedang murka, dan menyengatku dengan panasnya. Aku berharap supaya aku tetap diperhatikan dan tidak dikucilkan.

Ilustrasi. hvmag.com
Ilustrasi. hvmag.com
Aku iri akan pohon yang kuat, aku iri akan kupu-kupu yang bisa pergi kemana saja, aku iri akan batu yang tetap utuh walaupun sudah diinjak berkali-kali. Tetapi inilah aku. Aku harus bangga pada diriku sendiri. Aku harus bangga karena aku diciptakan dengan tujuan yang jelas. Aku harus bangga aku bisa disukai oleh banyak orang. Aku banga karena aku diciptakan dengan rupa yang cantik dan indah. Aku juga bangga karena aku tetap wangi  disaat lingkunganku bau.

Sudah kuceritakan semua kisah hidupku di atas. Semua keluh kesahku, semua ketakutanku, semua kekurangan dan kelebihanku. Aku sadar, aku hanyalah salah satu makhluk dari banyaknya ciptaan Tuhan. Aku tidak boleh mengeluh dengan keadaanku sekarang. Memang benar faktanya kalau aku tidak sempurna, banyak hal yang aku inginkan, namun aku sadar bahwa makhluk lain juga punya kekurangan, mereka tidak punya apa yang aku punya, begitupun sebaliknya. Aku belajar untuk bersyukur atas apa yang ada padaku saat ini. Aku diciptakan bukan untuk menjadi yang paling sempurna, namun Tuhan menciptakanku untuk hidup sesuai dengan tujuanku.

Why#aUr

*Tatkala Fajar: adalah sebuah kisah reflektif yang belajar kebijaksanaan dari benda-benda yang ada di sekitar manusia. Semesta benar-benar begitu kaya akan kebijaksanaan hidup dan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mendewasakan diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun