Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tatkala Fajar (4): Buku, Semangat Berbagi Tak Mengenal Batas

20 April 2021   04:04 Diperbarui: 20 April 2021   04:26 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. www.imperial.ac.uk

Hai, aku adalah orang yang setia. Setia pada apa saja yang kutahu dan yang kukenal. Aku juga bukanlah orang yang mudah menyerah, jika aku bisa bangkit, kenapa tidak? Meski suatu saat nanti aku juga akan pergi, setidaknya aku sudah berjuang dengan tulus dan baik mungkin. Aku juga bisa dibilang orang yang pendiam, aku tak bisa apa-apa. Aku hanya memiliki 2 orang sahabat, tapi merekalah yang paling setia, dan merekalah yang selalu ada. Meskipun aku pendiam, tapi aku tetap berusaha untuk membuat orang di sekitarku tersenyum, dan senyuman mereka itu pula yang membangkitkan semangatku.

Tapi terkadang kesetiaanku hanya dipandang sebelah mata. Aku yang dulu selalu mereka perhatikan dan rawat, tapi kini aku diacuhkan. Sejak dulu aku telah berusaha untuk berdiri tegar, terlihat seperti tak ada yang menjatuhkanku. Tapi semakin lama semakin sulit, semua sungguh berbeda, temanku satu persatu pergi, meninggalkanku sendiri, dan mereka menemukan yang baru. Hanya sahabatku yang setia padaku. Saat aku jatuh tak ada lagi yang mau menopangku kecuali mereka, tak ada lagi yang mau membantuku. Paparan sinar matahari, tetesan hujan, dan tertiup angin merupakan keseharianku kini.

Ya, tapi hidupku tak seburuk itu, aku senang memiliki sahabat yang setia denganku. Apalagi ketika aku baru saja keluar dan mulai bergabung dengan mereka, Kulitku masih mulus dan aku masih bersih. Banyak orang yang mengerumuniku dan mereka tersenyum melihatku, senang rasanya karena aku masih dipedulikan. Sahabat-sahabatkupun mau membantu dan mengangkatku. Ketika aku jatuh semuanya menolongku mereka mengembalikanku. Sungguh senang dan rasanya semua bebanku hilang tertutup dengan perasaan sukaku.

Ilustrasi. www.thayerpubliclibrary.org
Ilustrasi. www.thayerpubliclibrary.org
Harapanku hanya untuk tetap ada disini. Untuk diperhatikan sahabat-sahabatku, dan bukan hanya sebagai tontonan. Aku harap aku bisa mendapat sahabat yang setia dengannku, dalam segala kondisiku, bukan hanya suka tapi juga di kala duka. Dan juga bukannya tak mau dibuang, tapi jika aku bisa bertahan dan menemani kalian kenapa tidak. Menghibur kalian dengan isiku dan tidak membuat bosan. Mimpiku juga agar aku bisa dianggap berguna oleh dia yang menginginkan aku ada. Tapi yang utama adalah aku ingin mendapat teman yang setia.

Akupun bangga dengan diriku sendiri. Karena setidaknya aku punya 2 orang sahabat yang masih setia denganku. Dan juga ketika aku dikerumuni banyak orang, dilihat, dan diperhatikan.Dan aku bangga jika aku bisa membuat mereka tersenyum, membentuk goresan tipis di wajah mereka. Meski aku tak bisa pergi meninggalkan tempatku saat ini, tapi aku bangga bisa membuat orang yang menantiku bahagia. Dengan ragam corak warna dan tulisan ditubuhku, aku bisa menghibur mereka dan aku bisa bermanfaat bagi pemilikku.

Ya, begitulah hidupku, itulah keluh kesahku, suka dukaku. Hidupku tak terlalu membosankan bukan, tak terlalu monoton juga. Banyak hal yang membuatku jatuh, tapi beribu hal yang membuatku bangkit, dan banyak orang yang mau menolonngku. Bagi kedua sahabatku, terimakasih untuk kalian, karena kalian mau menemani hari hariku. Terimakasih juga bagi kalian semua yang mau tersenyum melihatku. Maafkan aku jika kadang pernah menyakiti hati dan perasaan kalian. Dan ya, itulah aku, si Jendela Informasi, Buku.

Why#cheL

*Tatkala Fajar: adalah sebuah kisah reflektif yang belajar kebijaksanaan dari benda-benda yang ada di sekitar manusia. Semesta benar-benar begitu kaya akan kebijaksanaan hidup dan menjadi kesempatan bagi manusia untuk mendewasakan diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun