Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (67): Mengukir Realita dalam Asa dan Rasa

12 April 2021   04:04 Diperbarui: 12 April 2021   04:05 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. seeminglyordinary.com

Keinginan dan harapan terus menghiasi imajinasi, realita menjadi jawaban atas semua itu. Usaha dan karya menjadi irama kehidupan menggapai asa, realita menjadi hasil yang tak bisa ditolak. Semua itu harus ada dalam kehidupan yang nyata ini karena demikianlah hidup layaknya sebuah petualangan.

Setiap orang mempunyai kesibukannya masing-masing untuk menjalani hari demi hari. Tetapi, lihatlah aku sebagai anak pelosok nusantara yang hidupnya tidak terjangkau oleh pemerintah membuatku sangat kesulitan. Apalagi jika langit sudah mulai beranjak gelap dan bintang mulai mengedipkan matanya yang cantik. Membuat mataku terasa letih karena rutinitasku setiap malam yang hanya menatap secercah pemandangan hampa. Terkadang aku bersandar di tembok rumah sambil membaca buku cerita untuk mengisi kekosongan. Atau aku pergi dengan mengayuh sepeda untaku yang nampak rapuh mengelilingi desa mencari keramaian.

Bersama sepeda, kulindas ilalang yang tumbuh di pematang sawah. Terasa sejuk suasana hati bahkan serasa semua rasa lepas bebas berkeliaran nun jauhnya. Dalam benak pikiranku, sebagai anak desa selalu terbesit kata pantang menyerah untuk terus belajar mengembangkan pengetahuan dan kemampuanku layaknya revolusi industri. Menara kemampuan untuk memahami pelajaran sukar seperti anak kota bagaikan bak sungai yang mengalir tenang. Tenang, hingga kita bisa melihat ikan bukannya berenang tetapi hanya bersantai mengikuti arus. Begitulah aku, seorang pribadi yang tidak mau nampak kalah dengan yang lainnya.

Seperti yang telah kukatakan bahwa aku bukan orang yang mudah untuk dikalahkan maka koma adalah ciri khas perjuanganku, seperti langkahku terlihat seolah-olah terhenti hanya karena tinggal di pelosok. Perjuangan dan semangatku yang berdarah-darah, tak kan bisa menghentikanku untuk terus mengayuh sepedaku keluar. Menuju jalan raya, jalan yang bertolak belakang dengan jalan di desaku. Berjuang keluar dari zona nyaman untuk mencari sesuap nasi yang sesuai dengan kemampuanku hanya dengan bantuan secarik koran. Pencarian pekerjaan ini menggoreskan tinta kehidupan dalam perjalananku. Siapa sangka, bahwa pekerjaan yang kuputuskan untuk kutekuni merupakan pekerjaan naik daun?

Sekalipun sukar dan serasa tak mungkin, tetapi keputusanku sudah bulat dan tak akan pernah berubah. Proses perjuanganku pun dimulai, yaitu perjuangan untuk menjadi seseorang yang terkenal. Rantai perjalananku untuk meraih cita-citaku merupakan pekerjaan yang menguras keringat. Warna kehidupan dan kepribadian harus kulalui dan kutempa selalu. Berlembar- lembar halaman cerita perjuanganku akan terus melekat di hidupku. Sampai yang sedemikian banyak ini pun bisa kusimpan dalam satu botol kaca. Perjuanganku ini seperti layaknya lingkaran yang berujung tanpa titik.

Tanpa terasa perjuanganku yang terlihat tanpa titik ini akan menuju akhir yang ditunggu-tunggu. Bisa diibaratkan segala jerih payahku bisa dimasukkan dalam gelas kaca hingga penuh. Sembari menunggu, kududuk di kursi layaknya kursi panas memikirkan kertas yang berisi hasil yang akan menentukan perjalanan hidupku ke depan. Aku hanya bisa berdiam diri dan merenung. Apakah aku akan menjadi manusia dengan notabene naik daun dalam kerasnya peradaban ini? Ataukah akan menjadi panah yang melejit mundur?

*WHy-oVe

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun