Pintu rumah itu ditutup dan dikunci dengan rantai. Aku berjalan membentuk lingkaran mengitari rumah itu untuk mencari jalan masuk.Â
Setelah kutemukan celah kecil di samping rumah, aku dapat melihat jelas ternyata tangannya memegang pisau berdarah. Aku langsung menelepon polisi agar kasus ini dapat segera mencapai titik akhir.
Tak berselang lama, polisi pun datang dan menyerbu masuk. Pintu yang dirantai pun didobrak dan kuikuti seluruh proses penangkapannya. Di dalam, ternyata banyak serpihan gelas berceceran dan kursi rusak di sudut ruangan.Â
Polisi dengan sigap menangkap dan memborgol manusia jahat itu tanpa perlawanan. Kutemukan secarik kertas berisi pengakuan pria itu ditempat tadi ia bersandar.Â
Ia menjelaskan motifnya dan juga menunjukkan tempat-tempat korban yang dibunuhnya dengan anak panah. Semoga dengan ditangkapnya pria itu, peradaban ini dapat jadi lebih baik.
*WHy-Aud
**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.
***Setelah Senja:Â Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita.Â
Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.