Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (52): Memori Terlarang

17 Maret 2021   04:04 Diperbarui: 17 Maret 2021   04:09 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. wdrfree.com

Ratap dan kertak gigi tak pernah padam dalam bangunan raksasa itu. Keputusan yang tegas dan keji harus dilakukan ketika seorang pria telah mengucapkannya. Dia yang duduk di kursi teratas salah satu menara pantau dengan tumpukan kertas dan gelas kaca kesukaannya di sampingnya. 

Dengan tatapan dingin, ia melihat beratus-ratus manusia yang dieksekusi dengan berbagai cara. Api, pisau, panah, semuanya ia lihat dengan kedua buah mata telanjangnya. 

Peradaban manusia yang jauh berbeda membuat anak itu terpaku, tenggelam dalam sejarah yang perlahan menariknya tanpa dapat kembali ke waktunya lagi. Hilang dalam memori yang perlahan terhapus, terjebak dalam waktu yang tak dapat lagi berubah. Sebuah kutukan abadi yang telah memakan korban yang tak terhitung jumlahnya dari generasi ke generasi.

*WHy-Ndan

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.

***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun