Ratap dan kertak gigi tak pernah padam dalam bangunan raksasa itu. Keputusan yang tegas dan keji harus dilakukan ketika seorang pria telah mengucapkannya. Dia yang duduk di kursi teratas salah satu menara pantau dengan tumpukan kertas dan gelas kaca kesukaannya di sampingnya.Â
Dengan tatapan dingin, ia melihat beratus-ratus manusia yang dieksekusi dengan berbagai cara. Api, pisau, panah, semuanya ia lihat dengan kedua buah mata telanjangnya.Â
Peradaban manusia yang jauh berbeda membuat anak itu terpaku, tenggelam dalam sejarah yang perlahan menariknya tanpa dapat kembali ke waktunya lagi. Hilang dalam memori yang perlahan terhapus, terjebak dalam waktu yang tak dapat lagi berubah. Sebuah kutukan abadi yang telah memakan korban yang tak terhitung jumlahnya dari generasi ke generasi.
*WHy-Ndan
**Setelah Senja:Â sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.
***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.