Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seri untuk Negeri (1): Membangun Sekolah Kehidupan

14 Maret 2021   04:04 Diperbarui: 14 Maret 2021   04:36 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hope. harvardfilmarchive.org 

Sehebat-hebatnya kurikulum yang ditentukan harus mempertimbangkan tataran implementasi. Celakanya, kurikulum yang selalu berubah-ubah saat ini cenderung tidak implementatif dan menyusahkan pada tataran sekolah.

Kelas sebagai dasar sekaligus pemikiran edukatif sesungguhnya bukan sekadar ruangan dengan kursi, meja, papan tulis, dan segala atribut pendukungnya. 

Lebih dari itu, kelas dalam dunia pendidikan mengacu pada keadaan, tujuan, dinamika, dan nilai hidup dalam membangun habitus kemanusian yang adil dan beradab. 

Ada banyak  semangat yang menggelora dalam membangun "kelas" sebagai sebuah dasar falsafah dalam mendidik generasi muda menuju taraf insani. Merangkum semangat dalam esensi kelas tersebut, humanisme dapat dijadikan sebagai benang merah yang sekaligus menjadi roh pengembangan pendidikan.

Keadaan sebagai sebuah bagian dalam konsep kelas humanis tersebut bermaksud menunjukkan betapa beragamnya anak didik di sekolah dengan perbedaan latar belakang, kemampuan, orientasi, dan ekspektasi. 

Keadaan ini merujuk pada konteks anak didik dalam melaksanakan proses belajar bersama pendidik, teman, dan lingkungannya. Mempertimbangkan konteks pendidikan berarti sudah waktunya menekankan pada keragaman kebutuhan, bukan keseragaman absolut yang mengharuskan sama dalam banyak hal. 

Kelas merupakan bukti nyata keragaman dalam konteks pengembangan pendidikan maka proses pembelajaran hendaknya menempatkan keragaman anak didik sebagai dasar pengembangan pembelajaran yang humanis. 

Tujuan dalam konteks pendidikan menjadi acuan dan arah pendidikan. Tujuan yang dimaksud sesungguhnya bukan sekedar tujuan praktis belaka, namun lebih besar dari itu mengarah pada tujuan belajar dalam kerangka kehidupan. 

Hal ini sangat logis karena belajar di kelas merupakan proses belajar dari dan untuk kehidupan nyata. 

Anak didik tidak sekedar belajar tentang materi pembelajaran yang hanya merujuk pada tes kognitif, tetapi sesungguhnya yang lebih penting adalah bagaimana kaitan antara materi pembelajaran dengan kehidupan nyata.

Dinamika pembelajaran adalah sarana dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.  Implementasi tujuan dalam dinamika pastinya mempertimbangkan konteks dan sisi aplikasi dalam kehidupan sebagai bentuk humanisasi pendidikan yang mengarah pada peradaban manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun