Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Setelah Senja (40): Menulis Peradaban Manusia

4 Maret 2021   05:05 Diperbarui: 4 Maret 2021   05:05 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. www.thetattooedwriter.com

Hidup tanpa koma, kekacauan dan kehancuranlah yang akan terjadi. Membaca karangan akan terasa melelahkan jika tanpa koma. Koma kehidupan seringkali memperindah cerita kehidupan itu sendiri hingga menemukan arti kehidupan itu sebelum titik kehidupan mengakhirinya.

Pada malam hari aku pergi ke toko buku favoritku dengan menaiki sepeda. Sepedaku tiba-tiba rusak di tengah jalan dan aku segera mencari pertolongan. Usahaku mencari pertolongan sia-sia karena sudah sangat sepi dan aku duduk sambil melihat bintang di langit. Indah sekali bintang itu dan aku segera beranjak dari duduk untuk segera ke toko buku. Sesampainya di toko, aku melihat buku tentang kehidupan tetapi harganya sangat mahal, dan aku segera mengembalikannya. Kedatanganku hanya untuk mencari buku tentang kesehatan mata yang sangat terkenal dan ternyata sudah habis.

Pada akhirnya, aku mulai membeli buku lain dan pergi ke menara. Menara itu sangat tinggi dan dikelilingi rumput ilalang yang membuat suasana menjadi sejuk. Suasana di menara semakin membuatku nyaman karena ada suara aliran sungai yang lumayan deras. Aku membayangkan suasana ini seperti di desa tempatku lahir. Hatiku sangat sedih akibat revolusi yang mengubah desa menjadi kota yang sangat ramai dan penuh polusi.

Malam itu akhirnya aku memutuskan untuk segera pulang dan melewati jalan raya yang sepi tadi. Entah bagaimana aku pun bangun seperti orang tertidur tetapi aku melihat banyak orang dan banyak darah. Jalan yang awalnya sepi menjadi ramai dan banyak sekali koran yang menutupi. Aku segera bangun dan menanyakan warga kenapa sangat ramai dan banyak darah seperti tinta merah. Kebingungan mulai melanda diriku, aku tidak bisa memegang daun, bahkan aku tidak bisa memegang tubuhku sendiri. Aku mulai berpikir, apa aku yang mengalami kecelakaan? Apa aku sudah meninggal? Jika aku meninggal, aku hanya bisa berharap untuk melanjutkan hidup dengan koma dan tidak menjadi titik.

Hidup ini sangat singkat dan aku tidak ingin menjadi sebuah titik secepat ini. Tiba-tiba ada lingkaran cahaya berwarna putih yang sangat terang dan menyilaukan mata.  Bingung kembali melandaku, aku memberanikan untuk melewatinya dan berharap itu adalah halaman baru untuk memulai hidup. Ternyata benar, aku masih bisa melanjutkan halaman hidupku dengan koma. Hal pertama yang aku lakukan adalah memastikan bahwa aku bisa memegang benda sekitarku, botol. Aku sangat bersyukur bisa tersadar kembali dan bisa melanjutkan rantai kehidupanku lebih baik.

Revolusi kehidupan memang kejam, peradaban kehidupan manusia juga pasti akan berubah seiring berjalannya waktu. Sejak aku kecelakaan, aku sadar bahwa tidak semua manusia berubah menjadi egois atau individualis. Aku mulai terinspirasi membuat buku tentang peradaban manusia. Kertas dan pena yang sudah siap untuk aku gunakan. Aku segera duduk di kursi serta membuat cerita itu. Sesekali, aku minum dari gelas yang berisi air hangat. Aku hanya bisa berharap supaya kehidupan kita bisa menjadi koma seperti busur panah yang melengkung.

*WHy-nDra

**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan(life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.

***Setelah Senja:Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun