Tiba-tiba ada botol yang jatuh tepat di atas kepalaku dan aku terbangun tepat di halaman 215 dari buku ini. Ternyata aku sedang bermimpi dan petugas perpustakaanlah yang telah membangunkanku dengan menggunakan botol. Akupun bergegas untuk menyelesaikan buku ini karena hanya kurang sedikit dan akan membuat aku penasaran apabila aku tak menyelesaikannya.
Akhirnya akupun selesai membaca buku tersebut, kumasukan kursiku dan kukembalikan buku itu ke rak perpustakaan dan kuputuskan untuk pulang. Kukayuh sepedaku melewati malam yang sunyi dan hening seperti zaman peradaban dulu.Â
Sesampainnya di rumah, aku merasa seperti ada panah yang menusuk pikiranku bahwa aku telah menemukan mimpiku, dan kutuliskan mimpiku pada kertas kecil dan kusimpan dengan baik. Pada hari itu aku belajar bahwa setiap manusia pasti memiliki sebuah mimpi dan mimpiku adalah menjadi seorang pilot. Kucoba untuk memberi tahu ibu dan ayahku ternyata ia mau mendukungku dan mau membantuku. Sepuluh tahun kemudian kuteguk segelas air di kantin bandara, kupakai cap pilotku dan kusiapkan diriku untuk mengantar penumpang yang kucintai. Â Â Â Â Â Â
*WHy-fONS
**Setelah Senja: sebuah kisah imajinatif reflektif yang mencoba mendaratkan nilai-nilai kehidupan (life value) dalam kisah fiksi ke dalam konteks zaman yang sangat nyata dalam realita hidup ini.Â
***Setelah Senja: Dari pagi menjelang malam ada berbagai dinamika kehidupan yang menjadi bagian cerita hidup kita. Semuanya itu akan berjalan begitu saja dan pada akhirnya terlupakan begitu saja pula jika kita tidak berusaha mengendapkannya dalam sebuah permenungan sederhana tentang hidup ini demi hidup yang lebih hidup setiap harinya. "Setelah Senja" masuk dalam permenungan malam untuk hidup yang lebih baik.