Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Seorang Sahabat untuk Kehidupan

20 Januari 2021   07:07 Diperbarui: 20 Januari 2021   07:32 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penyair Ralph Waldo Emerson menulis, "Keagungan dari pertemanan bukan pada tangan yang terulur, atau pada senyuman manis, juga bukan pada kesenangan karena persahabatan; melainkan pada inspirasi spiritual yang datang kepada seseorang saat ia mendapati bahwa seseorang meyakininya dan mau mempercayainya." 

Pertemanan atau persahabatan sesungguhnya adalah sebuah kebutuhan psikis dan sosial yang sangat vital untuk menjadikan dinamika kehidupan yang menyenangkan, membahagiakan, bermakna, dan bermartabat. 

Tanpa persahabatan dalam hidup, kesuksesan dalam hidup adalah sebuah bayangan sesaat yang akan lenyap karena rotasi kehidupan yang kadang tak terduga. Dengan persahabatan dalam hidup, kegagalan yang dialami adalah sosok pribadi itu sendiri yang nyata dan siap berjuang serta belajar bersama sahabat seperti apapun badai kehidupan yang ada.

Persahabatan bukanlah sekadar jargon yang merujuk pada hubungan pribadi yang setara dan memiliki kesamaan, seperti persahabatan karena berada dalam satu klub hobi atau persahabatan dalam satu grup medsos dengan segala euforianya. 

Persahabatan juga sesungguhnya bukanlah sebuah bentuk relasi yang bisa bisa dilihat dengan jelas, seperti sering berkumpul dan bepergian bersama. Persahabatan sejatinya adalah sebuah relasi yang berkualitas dan selalu diusahakan setiap saat untuk menjadi relasi yang saling mengembangkan.

Sebuah keluarga tanpa adanya relasi persahabatan di dalamnya maka segalanya akan berjalan dengan gersang dan hampa. Perjumpaan setiap personal di dalam keluarga serasa sebuah relasi "robot" belaka yang bertemu namun tidak ada ikatan budi dan hati untuk membangun empati, simpati, dan kolaborasi untuk menjadikan suasana keluarga benar-benar hidup dan bergairah. Keluarga dengan persahabatan di dalamnya akan menjadi sebuah kerinduan tatkala setiap personal ada di luar rumah, seperti sedang di luar kota atau sedang di tempat kerja. Pulang ke rumah adalah sebuah kebahagiaan tersendiri karena disana ada penghiburan, kebersamaan, dan dukungan satu sama lain.

Begitupula dengan dunia pendidikan, ketika guru, dosen, murid, dan mahasiswa memiliki kerinduan untuk belajar, maka ada sebuah harapan besar bahwa ada situasi yang menggairahkan dan menggembirakan di dalam dunia pendidikan. 

Selama ini dunia pendidikan tidak lepas dari situasi yang membosankan, menyedihkan, menyusahkan, dan terkadang menghancurkan potensi diri. Persahabatan di dalam proses belajar antar pihak di dalam dunia pendidikan adalah angin segar terbangunnya peradaban yang benar-benar beradab. Pada akhirnya orang akan semakin disadarkan dan dikuatkan bahwa belajar bukan sekadar kewajiban tetapi sebuah kebutuhan untuk mendewasakan diri dalam membangun dunia yang madani.

Persahabatan pun tak akan lepas di berbagai komunitas seperti tempat kerja, masyarakat sekitar rumah, dan berbagai perkumpulan dengan berbagai tujuan di dalamnya. 

Semuanya akan melemah seiring waktu jika tidak ada relasi persahabatan yang dibangun di dalamnya karena tidak ada semangat untuk saling menjaga satu sama lain secara obyektif dan bertanggung jawab. Persahabatan dalam sebuah komunitas akan memberikan kekuatan tersendiri terkhusus di saat-saat yang tidak mengenakkan atau susah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun