Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Walt Disney: Visi Itu Kenyataan, Bukan Sekadar Pernyataan

12 Januari 2021   07:52 Diperbarui: 12 Januari 2021   08:03 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika seorang anak pergi ke sekolah untuk pertama kali, banyak hal yang dipersiapkan oleh orang tua untuk meyakinkan bahwa sang buahhati  benar-benar siap untuk belajar di sekolah. Dan, ketika seorang murid hadir pertama di sekolah, pihak sekolah pun sudah menyiapkan segala agenda pengenalan lingkungan demi memberi bekal pada para murid untuk beradaptasi dengan pola pembelajaran dan segala kebiasaan di sekolah. Saat anak didik memulai pembelajaran di kelas, guru pun sudah menyiapkan segala rencana atau desain pembelajaran demi membantu pemahaman anak didik.

Semua aktivitas itu adalah sebuah kewajaran yang terjadi pada hampir mayoritas orang tua, sebagian besar sekolah, dan guru pada umumnya. Pada akhirnya kewajaran itu jatuh pada rutinitas belaka yang berujung pada kebosanan dan kejenuhan. 

Anak ke sekolah menjadi agenda tahunan yang biasa-biasa saja sehingga orang tua sudah sangat hafal kebutuhan-kebutuhan anaknya. Sekolah pun menjadi terbiasa dengan segala tradisi dan kebiasaan pada saat pengenalan lingkungan sekolah karena hampir setiap tahun tidak banyak berubah isinya, hanya beda muridnya. Bahkan, guru pun sudah menjadi sangat hafal dan terbiasa dengan materi pembelajaran yang diajarkan setiap tahun sehingga semua mengalir dengan lancar.

Walt Disney sering mengajak kedua anak perempuannya yang masih kecil ke sebuah taman hiburan di Los Angeles pada hari Minggu pagi. Walt sangat tertarik pada komidi putar yang penuh cahaya warna-warni saat berputar kencang mengikuti irama musik yang penuh semangat. 

Namun saat komidi putar itu berhenti berputar, Walt sangat kecewa karena ia melihat kuda-kudaannya begitu compang-camping dengan cat yang mengelupas dan retak-retak. 

Bahkan, ia semakin kecewa saat mengetahui bahwa hanya kuda-kudaan di lingkar luarlah yang bergerak naik turun dan yang lain tidak bergerak. Kekecewaan ini akhirnya menginspirasi dirinya dengan sebuah visi besar: Disneyland dan Walt Disney World. Saat ini impian itu menjadi kenyataan dan sangat terkenal.

Jika Walt Disney tetap bertahan dengan kekecewaannya dan tidak melakukan apa-apa untuk mengobati rasa kecewanya tentang komidi putar di taman hiburan itu, bisa jadi saat ini belum tercipta tempat hiburan yang sangat megah dan memukau itu. Walt pun tidak jatuh pada situasi menyalahkan pengelola taman hiburan itu. 

Walt tidak jatuh pada rutinitas kekecewaan dan ratapan tentang taman hiburan untuk putrinya. Justru pengalaman yang tidak mengenakkan itu menjadi sebuah inspirasi dan visi yang bisa berdampak lebih besar bagi orang lain, tidak hanya sekadar untuk putrinya, yakni taman bermain yang elegan.

Visi atau impian telah memberi dampak ke depan yang begitu besar pada diri sendiri dan sesama. John Sculley, Mantan Direktur Utama Pepsi dan Apple Computer, mengatakan bahwa masa depan adalah milik mereka yang melihat kemungkinan-kemungkinan sebelum semuanya menjadi kenyataan. Kemungkinan-kemungkinan atau peluang itu sama dengan visi atau impian dalam hidup. Orang yang selalu melihat peluang dalam hidup dan tidak jatuh pada ratapan, keluhan, hujatan adalah orang bahagia dengan hidupnya.

Sebuah keluarga tanpa visi atau impian hanya akan jatuh pada rutinitas belaka dan akhirnya menjadi kering dalam kejenuhan. Dinamika dalam keluarga berjalan hanya mengalir begitu saja tanpa ada kejutan-kejutan yang membahagiakan atau menyegarkan jiwa. Keluarga tanpa impian layaknya kapal yang tidak tahu akan berlayar dan berlabuh ke mana saja, bisa jadi malah terombang-ambing dalam ganasnya ombak. Keluarga dengan impian selalu mengedepankan komunikasi dan relasi setiap pribadi yang ada di dalamnya sehingga ada suasana saling menghargai, mendengarkan, memahami, dan mendukung satu sama lain.

Belajar dari sebuah film "Keluarga Cemara", dari theme song-nya tampak sekali impian atau visi keluarga Abah: 

Harta yang paling berharga adalah keluarga, istana yang paling indah adalah keluarga, puisi yang paling bermakna adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun