Mohon tunggu...
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris
FX Aris Wahyu Prasetyo Saris Mohon Tunggu... Penulis - Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Penulis, Pembaca, Petualang, dan Pencari Makna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila untuk Humanisasi Pendidikan

19 Maret 2018   10:50 Diperbarui: 19 Maret 2018   11:37 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: sijai.com)

Pancasila sebagai dasar negara seringkali menjadi rutinitas hafalan belaka dalam dunia pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa pancasila hanya menjadi materi uji dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah. Selain itu, pancasila kerapkali menjadi penghias wajib ruang kelas sebagai bentuk standardisasi kelembagaan dalam ruang lingkup formalitas berbangsa dan bernegara. Sejatinya, pancasila menjadi roh yang mengobarkan semangat kehidupan untuk menjadi manusia yang lebih baik bagi diri sendiri, keluarga, komunitas, masyarakat, dan negara.

Di sisi lain, pendidikan juga seringkali jatuh pada formalitas pembelajaran yang akhirnya terbiasa dengan proses transfer ilmu pengetahuan dengan berbagai ujian untuk melihat ketercapaian standar tertentu. Proses pendidikan menjadi layaknya proses produksi di pabrik yang sangat kental dengan standardisasi dan target tertentu dalam hitungan statistik. Pendidikan dengan model ini pastinya mengabaikan aspek eksplorasi, apresiasi, aktualisasi, dan juga humanisasi.

Humanisasi Pancasila

Pancasila sudah seharusnya diletakkan sebagai pusat semangat dalam segala aktivitas pendidikan di sekolah. Pancasila sebagai sumber nilai-nilai humanis sangat penting menempatkannya sebagai pusat dalam proses pendidikan yang merupakan proses memanusiakan manusia menuju taraf insani. Sinergi yang erat antara pancasila dan pendidikan tentunya akan menjadi sebuah kekuatan besar yang melahirkan nilai-nilai humanis dalam dinamika kehidupan masyarakat yang memuncak dalam hidup berbangsa dan bernegara.

Humanisasi pancasila dalam dunia pendidikan menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam arus dunia yang begitu global, digital, dan massif ini. Pendidikan sebagai pilar penting sebuah negara maka pendidikan sudah seharusnya bergerak secara humanis dengan mempersiapkan generasi muda yang siap mendukung harkat dan martabat bangsa dan negara.

Competence (kompetensi) menjadi sebuah keharusan yang harus dikembangkan dalam dunia pendidikan untuk menciptakan generasi yang terampil dan cerdas. Kedalaman berpikir hendaknya menjadi fokus dalam proses pembelajaran di sekolah. Celakanya, sekolah-sekolah di Indonesia terbelenggu oleh kurikulum yang ada lewat mata pelajaran yang banyak dan materi pelajaran yang menumpuk layaknya gudang. Generasi muda didorong untuk mengetahui banyak namun sangat dangkal bahkan akhirnya jatuh pada rasa frustasi dan kekerdilan akademik.

Kondisi dunia pendidikan ini juga mendorong generasi muda dalam memahami pancasila sekadar hafalan belaka. Kekayaan nilai dan filosofi hidup dalam pancasila terlewatkan begitu saja. Celakanya, pancasila hanya diingat saat pembelajaran mata pelajaran Kewarganegaraan saja.

Jika mau lebih dalam berpikir, generasi muda kita akan sangat diperkaya dengan nilai-nilai historis dari lahirnya pancasila. Lebih dari itu, nilai-nilai hidup dan filosofi dalam pancasila masih sangat relevan untuk diimplementasi di masa sekarang dan juga menjadi modal penting menghadapi masa yang akan datang.

Conscience (hati nurani) merupakan krisis sosial dan moral dewasa ini di negera tercinta ini. Integritas dan kejujuran menjadi sesuatu yang begitu mahal seiring dengan korupsi dan anarki para pejabat/pemimpin bangsa ini. Pengolahan hati dalam dunia pendidikan adalah sebuah prioritas dalam segala aspek pendidikan.

Hati nurani tidak hanya berkaitan dengan kejujuran saat mengerjakan ujian, namun hati nurani juga erat kaitannya dengan relasi antara manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta.

Pendidikan yang juga mengedepankan olah rasa dan hati merupakan pendidikan yang perlahan-lahan mengusahakan proses memanusiakan manusia dan sekitarnya. Pendidikan hati nurani menjadi modal besar untuk membangun bangsa dan negara yang selalu mengedepankan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan dalam rasa saling menghargai dan menghormati perbedaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun