Mohon tunggu...
Marthinus Selitubun
Marthinus Selitubun Mohon Tunggu... Penulis - Hanya seorang hamba

Seorang warga dari Keuskupan Agats Asmat, Papua. Mencoba menginspirasi orang-orang terdekat lewat doa dan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merayakan Pesta Santo Petrus dan Paulus di Vatikan

30 Juni 2019   03:17 Diperbarui: 30 Juni 2019   13:35 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peziarahan musim panas kali ini diisi waktu dengan menikmati Vatikan kembali bersama group peziarahan asal Indonesia, Christour. Setelah menempuh perjalanan panjang dari penginapan di kawasan Anagnina, Roma, kami pun tiba di Vatikan pada pukul 08.00 tadi. Ketika sampai disana, belum terlihat banyak orang berdesak-desakan seperti biasanya. 

Kami sangat beruntung karena mendapatkan karcis masuk ke dalam Basilika Santo Petrus, dan merayakan perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin langsung oleh Santo Bapa, Paus Fransiskus. Di penghujung audiensi umum ini, Paus pun memimpin doa Angelus dan memberkati umat katolik yang hadir di piazza atau alun-alun Santo Petrus ini. Rasanya gembira banget.., dapat berdoa bersama Paus dan mendapatkan berkat langsung darinya. Merayakan ekaristi dan bersama Santo  Bapa adalah pengalaman iman yang luar biasa. Mengapa kita merayakan kemartiran Santo Petrus dan Paulus? Marilah kita mengenal sedikit kisah hidup mereka. 


Kisah singkat tentang St. Petrus
Basilika St. Petrus merupakan gereja terbesar di dunia yang dibangun di area 23.000 m dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000 orang. Gereja di berdiri di atas makam St. Petrus ini merupakan salah satu tempat ziarah umat Katolik. Proses pembangunan basilika ini dimulai pada 1065-1626. Gereja yang bagian depannya dihiasi patung Santo Petrus dan Paulus ini, panjangnya 193 meter dan tinggi 132 meter. 

Di bagian tengahnya terdapat tugu obelisk yang berdiri gagah di tengah-tengah Piazza San Pietro, siap menyambut peziarah. Pilar-pilar yang berjajar rapi mengelilingi piazza (alun-alun/lapangan), tampak kokoh dan indah.

Tradisi mengatakan bahwa bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesus, disalibkan dan dikuburkan. Seperti yang kita tahu, Rasul Petrus memulai karya Apostoliknya di Yerusalem, untuk memberitakan Injil kepada umat Yahudi. Iapun mengadakan perjalanan ke Samaria, untuk memperkenalkan Keselamatan kepada orang-orang Samaria dan Kaisarea. 

Ia lalu membaptis Kornelius, seorang pemimpin prajurit Roma. Kemudian ia kembali ke Yerusalem untuk memberitakan bahwa bangsa- bangsa lain (non- Yahudi) telah menerima Injil dan menerima Roh Kudus seperti mereka para murid yang adalah bangsa Yahudi (Kis 10:40; 11:18).

Dari sejarah gereja, kita juga tahu bahwa telah terjadi penganiayaan di Yerusalem, lalu Petrus dipenjara dan secara ajaib dibebaskan oleh seorang malaikat (Kis 12:7). Petrus lalu melakukan serangkaian perjalanan  diantaranya ke Yerusalem, Antiochia dan tempat lain. Setelah mengikuti Konsili Yerusalem (Tahun 49-51), tidak banyak data kitab suci tentang kisah Petrus lagi, namun tulisan-tulisan para Bapa Gereja dan bukti sejarah sangat jelas mengacu kepada fakta bahwa Rasul Petrus memang pernah tinggal di Roma, mendirikan Gereja di Roma, dan akhirnya dibunuh di Necropolis di Vatikan sebagai martir.  

Sejarah juga mencatat bahwa Rasul Petrus dihukum mati pada salib yang terbalik di Circus Caligula dan Nero, sekitar tahun 64 M, dan dimakamkan di sebuah bukit. (Menurut Caius / Gaius (199 M), yang kemudian dikutip oleh Eusebius dalam Church History II.28). Makamnya kemudian menjadi tujuan ziarah bagi umat kristen seperti halnya makam para rasul lainnya. Kemudian pada masa-masa penganiayaan di Roma pada abad ke-3, relikwi Rasul Petrus dipindahkan ke Catacombe St. Sebastiano, hingga Constantin menjadi Kaisar dan Kekristenan diakui sebagai Agama. Sekitar tahun 313- 320, relikwi St. Petrus dikembalikan lagi ke tempat aslinya di Vatikan. Dan oleh Paus Callistus II, mendirikan altar di atasnya. Pada tahun 1592, Paus Clement VIII membangun altar yang sampai sekarang digunakan oleh para Paus.

St. Paulus

Kisah tentang Paulus dapat ditemukan dalam Injil, cacatan perjalanannya, serta dalam tradisi gereja. Paulus ini merupakan seorang Yahudi kelahiran Tarsus, yang lanir sekitar sekitar abad pertama. Dia diberi nama Ibrani Sya'ul, yang kemudian dikenal sebagai Saulus dan nama Romawi, yaitu Paulus.  Paulus  dibesarkan dalam lingkungan helenis, menjadi penganiaya pengikut mazhab Yesus. Dia menjadi bertobat setelah mengalami 'perjumpaan' dengan Kristus yang bangkit di dekat kota Damsyik.(Gal. 1:16). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun