Mohon tunggu...
Martino
Martino Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Freelance Writer

Gemar Menulis, Penimba Ilmu, Pelaku Proses, Penikmat Hasil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Aroma Jatuh ke Hati

29 Desember 2017   23:51 Diperbarui: 30 Desember 2017   00:02 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"haha..bukan-bukan. Malah belum sarapan pagi" Sahutku

"Itu lho, tadi pagi aku kehujanan, terus kebasahan. Takut aja nanti masuk angin. Makanya tadi aku mampir beli kayu putih dulu terus aku balurin" sambungku lagi.

"Ohhh, kirain kamu sakit perut" Eh! tapi bentar deh. Kita kan mau konsultasi, bukannya si Ibu gak suka sama kayu putih?" jawab Gita mengagetkan

Gita mengingatkan, dosen pembimbingku tidak suka aroma kayu putih tradisional. Bahkan pernah ketika mengajar, beliau menutup hidungnya dengan sapu tangan karena tidak tahan dengan aroma kayu putih yang digunakan salah satu mahasiswa.

"Haha." aku tertawa

"Yee kok malah ketawa. Apanya yang lucu?" ujar Gita heran

"Nih coba kamu cium deh aromaku, ada gak bau kayu putih yang kamu khawatirkan tadi? Gak ada kan?" jawabku.

"Eh iya, kok malah wangi mawar? Katanya kamu tadi balurin kayu putih?" tanyanya

"haha..ya iyalah Git, nih liat yang aku pakai tadi" sambil menunjukan kayu putih aromaterapi yang dibeli tadi.

"Wah, apaan nih? kok baru liat? Tapi wanginya oke sih." ujar Gita.

"Kalau gini sih aku juga mau, haha" sambungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun