Mohon tunggu...
Marue
Marue Mohon Tunggu... Human Resources - Culturestudy

PenulisPetani

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Birahi Jalanan dan Secangkir Kopi untuk Tuhan

8 Mei 2023   12:36 Diperbarui: 24 Januari 2024   11:45 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setiap hari minggu diikuti hari senin dibelakangnya, hal itu di yakini oleh setiap orang sebagai sebuah keabadian, tak peduli seberapa hebatnya minggu yang mereka lewati". Ini sebuah kalimat yang saya kutip dari bacaan bulan lalu, tapi saya lupa judul bukunya dan mengiringi balutan minggu dengan kenangan kemarin adalah hal yang paling ku gemari. Salah satunya Kenangan Birahi Jalannan.

Birahi jalannan adalah seorang pengembara darah yang tak kunjung pulang sebelum menemukannya. Entah ke penjuru mana birahi itu akan pergi, namun rasanya tidak untuk saat ini menunggu kepulangannya.

Birahi itu selalu terbangun ditengah malam, seruan itu menggema lagi, nada dasar yang murni, murni lahir dari seorang perempuan paru baya yang dia tinggalkan beberapa tahun lalu. Dia adalah anak dara yang miskin, menikah dengan pria yatim piatu lalu  menambal kemiskinan dari tahun, bulan dan hari. Hingga celah kemiskinan itu sedikit demi sedikit tertutupi, tapi masi meninggalkan celah yang pada akhirnya akan terus ditambal hingga dan mungkin sampai zaman mengakhiri hidupnya.

Birahi yang malang, tak peduli seberapa kuatnya  dia berteriak hingga ujung suara menembusi benteng yang dilapisi baja - baja hingga mengeras tujuh turunan pun akan tetap meninggalkan celah. Celah di mana anjing-anjing terus menggongong di surau, hingga kencingnya mengalir dipinggiran tembok yang bercat merah, membuat tembok seketika memudar..

Tikus-tikus jalanan yang terus menggerutu di bawah kolong, lembut menatap terang yang tak kunjung sepi, agar bisa keluar dan mendapatkan sehelei roti. Rengekan babi yang meminta jatah sore menjelang malam dan ayam-ayam yang terus berperang dengan tuannya untuk mendapatkan tempat ternyaman dimalam hari. Dan dia masi terus menjadi birahi jalanan yang penuh harap. Penuh harap pada keresahan di atas keresahan.

Rasanya sudah berlari sangat jauh tapi celah itu, ya....celah itu terus menggerogoti ingatanNYA, hingga akhirnya hanya perlu menggenggamnya lebih kuat dan menutup sementara dengan telapakmu yang tebal dan perlahan membalutinya tapi tidak dalam waktu dekat.

Akhirnya Birahi jalannan, mengambil jalan lain dan menikmatinya dengan cara lain....

Kopi pagi ini mengental, manisnya begitu pekat dilidah, beda dengan hari kemarin, yang masi bisa terlihat buih yang samar-samar dalam lingkaran hitam yang mengelilingi ujung cangkir.

DIA terpaku ditegukkan kopi terakhir, waktu masi pukul 10.36. Dan tak ada satupun yang dilakukan hari ini, kisah lelaki malang membuatnya sedikit manis pada lembaran-lembaran itu dan sesekali tertawa kecil. Pinnerbeg, nama yang manis, memiliki istri yang polos dan lugu, Lammchen, seorang perempuan yang perangai buruk dalam memasak. 400 ratusan halaman, dan aku baru memulainya di halaman yang ke-101, itu membuatmu tertawa geli seketika dengan kisah pasangan muda yang baru berumur 4 minggu, berjuang dan bertahan hidup di masa sulit.

Kopi mulai berulah lagi, hari ini sudah beberapa kali mondar-mandir untuk membuang ampasnya. tidak bisakah kau menahan hingga tiba waktunya, pintanya...tapi kesalnya tidak mengurungkan niat untuk berterimakasih padanya karena telah bekerja dengan sempurna, membuatnya mengabiskan beberapa kata dilaman ini.

Kau benci rasa lapar, dan haus akan kata. Jika tidak ada perut mungkin tidak akan rasa lapar, begitu pikirnya. Makanlah makanan yang bergizi agar betumbuh dan berkembang dengan baik. Ahhhh omong kosong macam apa itu. Nasi, sayur, lauk, buah dan susu itukah makanan bergizi? bagiku segala sesuatu yang bisa dimakan adalah makanan bergizi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun